kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,20   9,85   1.06%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awal 2020, reksadana terproteksi jadi reksadana yang terbanyak didaftarkan di KSEI


Senin, 27 Januari 2020 / 17:42 WIB
Awal 2020, reksadana terproteksi jadi reksadana yang terbanyak didaftarkan di KSEI
ILUSTRASI. ilustrasi reksadana. KONTAN/Muradi/2019/09/17


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana terproteksi diproyeksikan masih menjadi salah satu reksadana yang diincar oleh para investor. Hal ini dapat dilihat dari data PT Kustodian Efek Sentral Indonesia (KSEI) yang menunjukkan, hingga Senin (27/1) sudah terdapat 15 reksadana terproteksi yang didaftarkan.

Para Manajer Investasi (MI) juga mengakui bahwa saat ini, reksadana terproteksi masih memiliki permintaan investor yang tinggi. Panin Asset Management (AM) bahkan sudah menyiapkan pipeline untuk mengakomodir permintaan tersebut.

Baca Juga: Belum ada reksadana saham baru yang dirilis tahun ini, begini kata manajer investasi

“Guna menyambut permintaan pasar, kami menargetkan akan menyediakan empat sampai enam reksadana terproteksi pada 2020 ini,” ujar Rudiyanto.

Henan Putihrai Asset Management (HPAM) juga melihat hal yang serupa. Head of Business Development Division HPAM Reza Fahmi menyebut reksadana terproteksi menjadi populer karena imbal hasilnya yang lebih transparan terkait kupon efek hutang yang dijadikan underlying-nya.

“Kami sudah sudah punya beberapa pipeline, tapi sejauh ini masih lihat perkembangan market. Kami masih menunggu beberapa efek hutang yang akan release terlebih dahulu,” ujar Reza.

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memproyeksikan reksadana terproteksi masih akan diminati investor. Namun, ia menyebut pada tahun ini reksadana terproteksi akan menghadapi tantangan.

“Tantangan datang dari perpajakan obligasi yang dimiliki oleh reksadana. Rencananya di 2021 akan kembali normal di 15% (saat ini 5%), bila tidak ada kebijakan perpanjangan atas insentif ini maka bisa saja minat terhadap reksadana proteksi menurun,” papar Wawan.

Baca Juga: Minim penerbitan baru, MI optimistis reksadana saham masih prospektif

Wawan memprediksi pada Januari ini reksadana terproteksi akan tumbuh 3% - 5% dan dana kelolaannya mencapai Rp 145 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×