kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Awal 2018, aksi go public di BEI lebih semarak


Selasa, 27 Maret 2018 / 07:47 WIB
Awal 2018, aksi go public di BEI lebih semarak
ILUSTRASI. Pencatatan Saham Perdana PT LCK Global Kedaton Tbk di BEI


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal tahun ini, aksi penghimpunan dana di pasar modal melalui skema initial public offering (IPO) lebih ramai dibandingkan setahun lalu. Sepanjang kuartal I-2018, dua perusahaan telah menggelar IPO.

Keduanya adalah LCK Global Kedaton (LCKM) dengan nilai emisi Rp 41,6 miliar dan Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS) senilai Rp 160 miliar. Adapun dua emiten lagi, yakni Jaya Trishindo (HELI) dengan nilai Rp 27,5 miliar dan Sky Energy Indonesia (JSKY) dengan nilai emisi Rp 81,3 miliar, akan listing di BEI masing-masing pada Selasa (27/3) dan Rabu (28/3).

Di kuartal I-2018, ada empat emiten baru di BEI. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan periode sama tahun lalu., Saat itu cuma satu perusahaan go public, yakni Nusantara Pelabuhan Handal (PORT) dengan nilai emisi Rp 308 miliar.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali berpendapat, agak sulit menyebut emisi kecil lantas menentukan kualitas IPO. Sebab, meski bobot indeks belum masuk, emiten dengan nilai emisi kecil memiliki segmentasi berbeda dengan emiten dengan nilai emisi besar.

Biasanya, IPO di kuartal I diisi emiten yang tak mencari segmen institusi. "Di kuartal I-2018, kebanyakan institusi melambat," kata Frederik kepada KONTAN, kemarin. Sementara, investor ritel tidak peduli kapan membeli saham IPO, karena pertimbangan investor ritel biasanya pada harga IPO dan industrinya.

Untuk perusahaan yang berencana IPO selanjutnya, peluang sektor transportasi masih terbuka lebar. Asalkan transportasi yang dimasud melibatkan bidang logistik. Sebab, logistik berhubungan dengan industri yang tengah bertumbuh saat ini. Selain itu, sektor energi membuat potensinya menjadi semakin baik pada tahun ini. Dengan harga komoditas yang semakin menarik, sektor energi layak dipertimbangkan.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji, menyebutkan investor akan lebih mencermati valuasi saham IPO. "Apabila dianggap murah, pasti mereka akan meramaikan IPO," kata dia.

Nafan menilai, saham IPO sektor pertambangan lebih menarik, lantaran sektor ini cukup kondusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×