Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartal I-2018, sejumlah perusahaan telah mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keempat perusahaan tersebut adalah PT LCK Global Kedaton dengan nilai emisi Rp 41,6 miliar, PT Borneo Olah Sarana Sukses dengan nilai emisi Rp 160 miliar, PT Sky Energy Indonesia Tbk dengan nilai emisi Rp 81,3 miliar dan PT Jaya Trishindo dengan nilai emisi sebesar Rp 27,5 miliar.
Jumlah emiten yang mencatatkan diri pada tiga bulan pertama tahun ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal I-2017 silam, hanya ada satu perusahaan yang melantai di BEI yakni PT Nusantara Pelabuhan Handal dengan nilai emisi Rp 308 miliar.
Frederik Rasali, Vice President Research Artha Sekuritas, mengatakan agak sulit mengatakan bahwa emisi kecil menentukan kualitas initial public offering (IPO). Sebab, meski bobot indeks belum masuk, tapi perusahaan-perusahaan dengan nilai emisi kecil tersebut memiliki segmentasi yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai emisi yang besar.
Biasanya, IPO di kuartal I diisi oleh perusahaan perusahaan yang tidak mencari segmen institusi. "Di kuartal I-2018, kebanyakan institusi melambat," kata Frederik kepada KONTAN, Senin (26/3). Sementara, investor ritel tidak peduli kapan akan membeli saham IPO, karena pertimbangan investor ritel biasanya lebih mengarah pada harga IPO dan industrinya saja.
Lanjut Frederik, untuk perusahaan yang berencana IPO selanjutnya, peluang sektor transportasi masih terbuka lebar. Asalkan transportasi yang dimasud melibatkan bidang logistik. Sebab, logistik berhubungan dengan industri yang tengah bertumbuh saat ini.
Selain itu, sektor energi dengan kenaikan harga energi yang cukup signifikan pada akhir tahun lalu membuat potensinya menjadi semakin baik pada tahun ini. Dengan harga energi dan komoditas yang semakin menarik, sektor energi layak dipertimbangkan.
Sementara, Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas menyebut, investor akan lebih mencermati valuasi saham IPO. "Apabila dianggap murah, pasti mereka akan meramaikan IPO," katanya, Senin (26/3).
Aapun, secara sektoral, Nafan menilai, saham IPO sektor pertambangan lebih menarik, lantaran sektor energi terkait dengan kondisi pertambangan yang saat ini kondusif, baik domestik maupun global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News