kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

AUD menguat terbatas di hadapan the greenback


Rabu, 12 Oktober 2016 / 20:58 WIB
AUD menguat terbatas di hadapan the greenback


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Mengutip Bloomberg pada Rabu (12/10) pukul 16.28 WIB, pairing AUD/USD mendulang penguatan sebesar 0,28% ke level 0,7560 setelah hari sebelumnya ditutup pada level 0,7539.

Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures melihat penguatan dollar Australia terhadap dollar AS disokong data yang baik dari Australia, "Meskipun penguatannya terbatas karena dipengaruhi oleh pergerakan dollar AS akibat rumor fed rate hike, kata Nizar.

Juga business confidence Australia yang mencatatkan data positif. "Tandanya, pelaku bisnis di Australia merasa optimistis akan pergerakan ekonomi Australia," tambah dia.

Belum lagi, Nizar mencatat bahwa permintaan obligasi jangka panjang di Australia meningkat, "obligasi tenor 30 tahun menghasilkan 13 miliar dollar Australia, padahal targetnya hanya 3 miliar. Yield di Australia yang tercatat sebesar 3,27% juga merupakan yang tertinggi di antara negara-negara maju lainnya sehingga dapat menarik investor-investor dari luar," kata dia. Sebagai perbandingan, yield obligasi di Amerika Serikat (AS) hanya sebesar 2,25%.

Namun demikian, rumor terkait kenaikan suku bunga acuan di AS membuat dollar negeri Paman Sam menguat sehingga hal ini menurut Nizar membuat penaikan dollar Australia kurang bertenaga.

"Probabilitas kenaikan suku bunga acuan sudah naik ke 70%, dibanding pekan lalu yang hanya 65%, artinya, makin banyak pelaku pasar yakin atas kenaikan suku bunga The Fed di bulan Desember," tandas Nizar.

Pekan ini, selain menunggu risalah rapat FOMC, Nizar juga mengajak pelaku pasar untuk memantau neraca perdagangan China yang akan keluar Kamis (13/10). Hal ini dikarenakan China adalah pasar ekspor terbesar untuk Australia. "Kita lihat, kalau impor China angkanya kecil, maka dollar Aussie akan semakin tertekan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×