Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
Lebih lanjut, dari sisi fundamental, Nafan menilai Price Earning Ratio (PER) BIPI masih sangat rendah yaitu 7,38 kali. Sementara dari sisi Debt Equity Ratio (DER) masih cukup tinggi yaitu 219,28%.
Dari sisi penjualan, pada kuartal I-2019 BIPI membukukan peningkatan pendapatan hingga 4.235% dari US$ 0,37 juta menjadi US$ 16,04 juta. Pendapatan ini berasal dari sewa pelabuhan sebesar 71,4% dan sewa crusher 28,6%.
Sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan BIPI hanya berasal dari bisnis pertambangan yang menyumbang 100%.
Baca Juga: Delapan hari usai IPO, saham Indonesian Tobacco (ITIC) melonjak hingga 153,42%
Peningkatan pendapatan ini diikuti dengan peningkatan beban hingga 425% menjadi US$ 2,45 juta. Ini menyebabkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 17,9% menjadi US$ 6,05 juta
Ke depan, Nafan menyarankan kepada BIPI untuk lebih detil lagi memberikan informasinya kepada investor publik terutama terkait strategi bisnis. Saat ini BIPI tengah fokus pada penyediaan infrastruktur tambang batubara. Mulai dari pelabuhan, penghancuran batubara, coal preparation plant (CPP) hingga overland conveyor (OC).
Sebelumnya perusahaan ini fokus menggarap bisnis di sektor migas. Namun fluktuatifnya harga komoditas minyak mentah membuat perusahaan ini meninggalkan bisnis pertambangan minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News