Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menargetkan marketing sales tahun ini sebesar Rp 5,8 triliun. Target itu dinilai dpat tercapai karena ditopang oleh peluncuran kluster baru.
Analis Indo Premier Securities Natalia Sutanto dalam risetnya pada 18 Februari 2015 mengatakan, target tersebut yang tumbuh 16% dari tahun lalu dapat perusahaan capai. Hal tersebut, ditopang dari perusahaan yang berencana akan menjual lebih banyak lahan yang berada di Alam Sutera dan Pasar Kemis. Apalagi baru-baru ini ASRI telah melucurkan cluster baru.
Ditambah lagi, perusahaan juga terus menjual apartemen di Cikokol dan Serpong. Serta terus menjual gedung perkantoran di Serpong dan Jakarta. "Dengan begitu, kami percaya hal tersebut dapat mendukung bisnis ASRI sehingga dapat mencapai target tahun ini," tulis dia.
Sekedar tahu saja, bulan lalu ASRI telah meluncurkan cluster terbaru yang terletak di Pasar Kemis, Tangerang yakni, cluster Andara dan Cluster Bahana. Adapun Cluster Andara terdapat 219 unit rumah dan 47 unit lahan yang ditawarkan. Sedangkan cluster Bahana ada 141 unit rumah dan 40 unit lahan.
Analis Bahana Securities Robin Sutanto mengatakan di tahun ini menjadi tahun tantangan tersendiri bagi perusahaan properti, termasuk ASRI. Hal itu lantaran berbagai regulasi pemerintah yang menghambat. Salah satunya, pemeberlakuan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) bagi rumah yang memiliki total nilai transaksi Rp 2 miliar.
"Meski rata-rata harga jual properti ASRI dibawah Rp 2 miliar, tapi perusahaan terkena imbasnya seiring dengan para investor yang cenderung wait and see," katanya kepada KONTAN.
Hal tersebut pun tercermin dalam raihan marketing sales ASRI. Tercatat hingga pertengan Maret 2015 ini saja ASRI baru membukukan marketing sales sebesar Rp 568 miliar. "Jumlah itu belum ada 10% dari target," tambah Robin. Meski begitu, ia yakin di tahun ini ASRI masih dapat mengambil cuan lebih besar dari lahan komersial yang terletak di Alam Sutera. Ia menduga, lahan tersebut bisa menopang 40-50% dari target marketing sales perusahaan.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Suria Dharma, Kepala Riset Buana Capital. Ia mengatakan, meski di pertengahan bulan ini pendapatan marketing sales perseroan masih jauh dari target perseroan masih dapat mengejarnya dari beberapa proyek baru.
Seperti dari proyek gedung tinggi yang terletak di Pasar Kemis. Menurut Suria, proyek tersebut memiliki prospek yang cukup baik karena menyasar kalangan menegah. "Untuk proyek ini setidaknya perseroan akan menawarkan harga kisaran Rp 500 juta - Rp 1 miliar," terangnya. Tak hanya itu, ia juga bilang tahun in ASRI juga mendapat sentimen positif dari suku bunga KPR yang diperkirakan turun sering dengan bulan lalu BI yang menurunkan BI rate.
Mengenai harga jualnya sendiri, Suria masih memperkirakan jika di tahun ini harga jual properti ASRI akan cenderung flat. Pasalnya, di tahun-tahun sebelumnya perseroan telah menaikan harganya secara signifikan. Jadi, jika perseroan masih menaikkan harga jualnya di takutkan permintaan akan menurun.
Sementara mengenai pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang sempat membuat khawatir para investor juga sudah dikendalikan oleh manajemen dengan cara hedging. Maklum, ASRI memiliki hutang obligasi dalam bentuk dollar dengan jumlah yang tak sedikit yakni setara dengan Rp 6,24 triliun. "Perusahaan telah melakukan hedging di sekitar Rp 14.500 jadi sudah aman," tukan Suria.
Sementara Natalia memperkirakan di tahun ini pendapatan ASRI akan cenderung flat yakni sekitar Rp 3,57 triliun dan justru akan tumbuh signifikan pada 2016 mendatang. Hal itu lantaran proyek apartemen dan perkantoran yang dijadwalkan akan selesai pada 2016-2017. Sehingga, Lydia juga mengira di 2016 nanti laba perseroan juga akan naik 36% dari target tahun ini yang sebesar Rp 1,25 triliun.
Suria juga mengira pendapatan ASRI tahun ini dapat mencapai Rp 4,49 triliun dengan laba bersih Rp 1,21 triliun. Dengan begitu, Suria dan Natalia merekomendasikan beli dengan masing-masing menargetkan harga di Rp 745 dan Rp 820.
Lantaran, masih dibayangi regulasi pemerintah yang merupakan sentimen negatif, Robin merekomendasikan reduce untuk saham ASRI di harga Rp 560.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News