Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah menguat dari level terendahnya lebih dalam sepekan terakhir. Penguatan ini terjadi seiring masuknya dana asing ke surat utang negara guna mendapatkan hasil yang lebih tinggi.
Investor asing tercatat meningkatkan kepemilikan di surat utang pemerintah sebesar 0,9% dari akhir April hingga menjadi Rp 223,37 triliun per 12 Mei. Suku bunga acuan Indonesia sebesar 6,75%, lebih menarik dibandingkan dengan maksimal bunga di AS dan Inggris sebesar 0,5%.
Mata uang Garuda menguat 0,23% dari penutupan 16 Mei, ke level Rp 8.558 per dolar AS, pada pukul 10.55 di Jakarta. Pada, 16 Mei lalu, rupiah jauth ke level terlemahnya sejak 6 Mei.
Kepala treasury PT Bank Resona Perdania Lindawati Susanto menyebut, sebagian besar mata uang Asia lebih kuat saat ini, termasuk rupiah, yang didorong oleh pasar saham. "Ada risk appetite di pasar yang didorong oleh keyakinan terhadap pertumbuhan di Asia. Perekonomian Indonesia berjalan baik," ujarnya.
Ekonomi Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara tumbuh 6,5% pada kuartal terakhir, setelah naik 6,9% dalam tiga bulan sebelumnya. Bank Indonesia menyebut, produk domestik bruto mungkin akan naik sekitar 6% hingga 6,5% di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News