Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Spekulasi bank sentral akan membiarkan penguatan rupiah untuk menekan inflasi kembali menguatkan otot rupiah.
Mata uang Garua menguat dari pelemahan terbesarnya hampir dalam setahun terakhir. Kemarin, rupiah tumbang 0,9%, yang terbesar sejak 25 Mei 2010, akibat kekhawatiran krisis utang Eropa bakal lebih memburuk. Adapun, pagi ini, rupiah di pasar spot sudah menguat 0,4% ke level Rp 8.563 per dollar AS, pada pukul 9.09 WIB.
Kemarin, Bank Indonesia mengatakan pergerakan kurs nasional masih sejalan dengan upaya untuk menekan inflasi. Cadangan devisa BI Indonesia tercatat naik menjadi US$ 113,8 miliar per 29 April, dari US$ 105,7 miliar di akhir Maret.
Bank sentral mempertahankan suku bunga di 6,75%. Keputusan tersebut sesuai ekspektasi sebagian besar ekonom. BI dalam pernyataannya menyebut akan terus mengawasi tekanan inflasi, terutama yang berasal dari harga komoditas dunia, peningkatan permintaan domestik, kebijakan pemerintah terkait subsidi bahan bakar, dan kemungkinan gangguan pasokan bahan pangan.
Head of treasury PT Bank Resona Perdania Lindawati Susanto menyebut, bank sentral sudah terus-menerus memungkinkan rupiah untuk menguat guna mengontrol inflasi. "Meski inflasi menurun, bank sentral masih harus memantau situasi. Dengan cadangan devisa lebih besar, mereka memiliki lebih banyak ruang untuk melakukannya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News