kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Asing Net Buy Rp 9,35 Triliun, Cermati Proyeksi IHSG Pekan Depan


Minggu, 09 April 2023 / 15:36 WIB
Asing Net Buy Rp 9,35 Triliun, Cermati Proyeksi IHSG Pekan Depan
ILUSTRASI. Pegawai melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/4/2023). Asing Net Buy Rp 9,35 Triliun, Cermati Proyeksi IHSG Pekan Depan.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

Sementara, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan IHSG memperlihatkan tanda tanda penguatan didukung oleh dorongan beli di pasar. 

Namun, situasi dan kondisi akan ketidakpastian masih menghantui pelaku pasar dan investor dalam mengambil keputusan, meskipun setidaknya sekarang situasi dan kondisi sudah jauh lebih baik. 

Nico menjelaskan jika fundamental ekonomi menguat dan solid dalam menghadapi tekanan ketidakpastian global. Pastinya pasar saham akan menguat jika terdapat capital inflow yang masuk dalam jumlah besar. 

Baca Juga: Genjot Transaksi Pasar Modal, BEI Siapkan Beberapa Strategi

"Namun, jika kondisi pasar diiringi oleh aksi take profit tentu tidak bisa dikatakan menguat, karena ada mekanisme pasar di dalamnya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (9/4). 

Adapun, saat ini IHSG berpeluang mengalami fase konsolidasi kembali dengan rentang 6.795 - 6.875. Nico mengatakan pasar saham Indonesia pernah mengalami situasi dan kondisi yang sama sebelumnya dimana IHSG mengalami konsolidasi sehingga harus memutuskan untuk naik atau turun. 

Saat ini, secara jangka pendek IHSG berpotensi mengalami koreksi, namun jangka menengah dan panjang masih terlihat potensi mengalami penguatan.

Di sisi lain, IHSG pekan depan berpotensi untuk kembali terkoreksi dengan level 6.750 - 6.825. Namun apabila data Inflasi Amerika yang keluar pada tanggal 12 April mengalami penurunan hingga 5%, ini akan mendorong IHSG dan bursa global mengalami penguatan. 

"Data ini akan menjadi sangat penting diikuti dengan data PPI Final Demand yang akan keluar pada tanggal 13 April akan mengubah arus pasar ke depannya," tuturnya. 

Baca Juga: ITMG dan ASII Terbesar, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dilego Asing Sepekan Ini

Nico mengatakan ketika Inflasi Amerika mengalami penurunan hingga 5% secara tahunan, hal ini akan membuat kenaikan tingkat suku bunga menjadi jauh lebih terbatas, sehingga hal ini akan memberikan sentimen positif kepada pasar.

Menurut Nico, IHSG masih berpotensi menguat, asalkan tidak ditambah dengan gejolak di pasar keuangan seperti kasus SVB, ketidakpastian Inflasi, invasi, kenaikan tingkat suku bunga hingga potensi perlambatan ekonomi global. 

Nico mengatakan sejauh ini ketidakpastian di pasar masih tetap ada seperti Inflasi, invasi, potensi kenaikan tingkat suku bunga lanjutan, dan perlambatan ekonomi global masih terjadi. 

Namun gejolak di pasar sudah mulai mereda, akan tetapi perhatian pasar akan sepenuhnya tertuju kepada Credit Suisse yang masih mengalami masalah likuiditas. 

Nico mengatakan investor harus tetap berhati-hati dalam kondisi saat ini, perhatikan profile risiko dan durasi investasi serta pilih saham saham yang memiliki fundamental baik agar dapat bertahan dalam menghadapi volatilitas yang terjadi di pasar serta memiliki potensi valuasi di masa yang akan datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×