kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asing Keluar, Intip Saham-Saham yang Menarik Dikoleksi


Jumat, 19 April 2024 / 13:43 WIB
Asing Keluar, Intip Saham-Saham yang Menarik Dikoleksi
ILUSTRASI. Pekerja mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). IHSG dibuka melemah 156,25 poin atau 2,14 persen ke posisi 7.130,62 usai cuti bersama Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/wpa.


Reporter: Muhammad Musa, Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran dana asing yang keluar dari pasar saham masih deras. Dalam sepekan terakhir, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 9,31 triliun di seluruh pasar per Kamis (18/4).

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, outflow dana asing disebabkan perubahan porsi aset dalam portofolio. Asing tampaknya sedang menghindari aset berisiko, termasuk saham-saham di emerging market.

Alfred menilai, adanya ketidakpastian geopolitik belakangan ini memicu keluarnya dana asing ke aset safe haven lainnya. Sepekan terakhir, tekanan jual asing terlihat paling besar di saham-saham big banks.

Baca Juga: Cek Rekomendasi JPFA, ACES, BBRI, DSNG Untuk Perdagangan Jumat (19/4)

Jumlah net sell yang melanda saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 1,7 triliun. Menyusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan total net sell sebesar Rp 1,4 triliun.

Saham big caps lain yang dilanda tekanan jual asing di antaranya PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Telkom Indonesia Tbk atau TLKM.

 

Menurut Alfred, di tengah aksi jual asing, investor domestik juga cenderung wait and see dan turut melakukan penjualan.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy menilai, tekanan jual terhadap saham-saham tersebut masih akan berlanjut selama ketegangan geopolitik masih tinggi.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Harum Energy (HRUM) yang Jual 49% Portofolio Bisnis Nikel

"Tekanan jual ini terjadi sampai ketegangan politik mereda dan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menurunkan suku bunga," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (18/4).

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, keluarnya dana asing dari bursa saham juga tak lepas dari penguatan dollar AS.

Penguatan dollar AS terjadi di tengah data inflasi yang tinggi, sehingga kemungkinan penurunan bunga Fed akan lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

Azis menilai, outflow asing berpotensi terjadi sampai adanya intervensi pelemahan nilai tukar oleh Bank Indonesia (BI) dan adanya ketika penguatan dollar AS mulai mereda.

Rekomendasi saham

Di tengah kondisi ini, Azis menilai masih ada potensi upside sekitar 10%-15% untuk sejumlah saham perbankan, seperti BMRI, BBCA, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Menurutnya, saat rupiah menguat, saham perbankan berpotensi berbalik arah.

Sedangkan, Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada menilai, saham-saham yang menarik diakumulasi di antaranya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan target harga Rp 3.050, BBCA dengan target harga Rp 11.150, BMRI di target Rp 7.800, dan BBRI di harga Rp 6.475.

Selain saham perbankan, TLKM juga menarik diserok dengan target harga Rp 3.650 per saham. Lalu, dia memasang target harga PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp 4.800 per saham, PT ABM Investama Tbk (ABMM) Rp 4.640 serta PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) di harga Rp 29.800 per saham.

Baca Juga: Bursa Asia Diperdagangkan Melemah Jumat (19/4) Pagi, Cermati Angka Inflasi Jepang

Menurut Budi, saat ini, investor bisa mencemati saham-saham yang memiliki bisnis ekspor. Selain itu, emiten tambang emas juga masih akan terangkat sentimen positif dari kenaikan harga komoditas. "Investor silakan lakukan rebalancing portofolionya," katanya.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi menjagokan saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×