Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing sepertinya masih terus kabur dari pasar saham tanah air. Kontan.co.id mencatat, selama satu bulan ke belakang, investor asing sudah mencatatkan aksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp 3,78 triliun.
Bahkan, aksi jual bersih ini telah berlangsung sejak tiga bulan lalu atau sejak Agustus 2019. Dalam tiga bulan terakhir, dana asing yang keluar dari pasar ekuitas tanah air sebanyak Rp 19,65 triliun di seluruh pasar.
Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menilai, investor asing mencatat jual bersih untuk mengurangi porsi kepemilikan di pasar ekuitas (saham) dan beralih kepada instrumen investasi yang lebih aman seperti surat berharga negara (SBN).
Baca Juga: Rupiah menguat ke Rp 14.014 per dolar AS di tengah penurunan yield SUN
Salah satu penyebabnya adalah efek eksternal seperti perang dagang yang saat ini belum menemui titik temu. “Jika melihat net sell yang terus berlanjut sementara porsi SBN asing masih naik kemungkinan adanya switch kepada instrumen yang lebih aman,” ujar Alfred .
Meski demikian, masih terdapat beberapa saham yang tetap diborong investor asing, mulai dari emiten sektor telekomunikasi, konstruksi, barang konsumen, hingga migas. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) misalnya, selama tiga bulan terakhir mencatatkan net foreign buy sebesar Rp 243,7 miliar.
Melansir data RTI, terdapat beberapa saham lain yang menjadi incaran investor asing selama tiga bulan ke belakang yakni saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Baca Juga: Bussan Auto Finance akan menerbitkan obligasi Rp 1,5 triliun
Selain itu, terdapat saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), hingga PT Media Nusantra Citra Tbk (MNCN).
Kepala Riset Narada Aset Manejemen Kiswoyo Adi Joe menilai, diborongnya saham-saham tersebut di tengah aksi jual bersih asing tidak lepas dari faktor fundamental emiten. TLKM misalnya, mencatatkan kenaikan laba bersih 15,67% menjadi Rp 16,46 triliun pada kuartal III 2019.
Pendapatan TLKM juga tumbuh 3,46% secara yoy menjadi Rp 102,63 triliun. “Telkom menurut saya perusahaan telekomunikasi yang paling menguntungkan, secara fundamental masih menarik,” kata Kiswoyo kepada Kontan.co.id, Senin (4/11).
Sementara itu, saham sektor consumer goods seperti ICBP, INDF, KLBF, HMSP juga menjadi buruan asing karena secara sektoral saham-saham ini masih menjanjikan. “Konsumsi kita masih besar dan sektor konsumsi merupakan sektor unggulan yang masih menjanjikan,” imbuh Kiswoyo.
Baca Juga: Pasar Obligasi Dibanjiri Dana Asing premium
Untuk itu, ia memberi rekomendasi buy on weakness saham INDF dan ICBP dengan target harga Rp 8.000 per saham dan Rp 12.500 per saham. Untuk saham TLKM, ia juga merekomendasikan untuk buy on weakness dengan target harga Rp 4.500 per saham. Ia juga merekomendasikan beli saham HMSP dengan target harga Rp 3.000 per saham.
Lebih lanjut, Kiswoyo memprediksi aksi jual bersih asing akan segera berakhir pada bulan ini. Sebab, ia menilai kondisi politik dan ekonomi dalam negeri sudah cukup stabil dan kondusif. “Seiring dengan politik yang sudah stabil harusnya mampu mendorong investor asing untuk bisa masuk kembali ke pasar saham,” ujarnya.
Baca Juga: Aksi jual asing melanda saham-saham BUMN, begini penjelasan analis
Selain itu, keputusan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) yang kembali memangkas suku bunga acuan dinilai akan menjadi katalis positif bagi investor asing untuk kembali ke pasar saham Indonesia.
Untuk diketahui, The Fed kembali memangkas suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis points pada akhir Oktober 2019. Ini merupakan kali ketiga The Fed memangkas suku bunga acuan pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News