kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.315   11,00   0,07%
  • IDX 7.200   60,02   0,84%
  • KOMPAS100 1.030   4,03   0,39%
  • LQ45 783   3,14   0,40%
  • ISSI 237   2,82   1,20%
  • IDX30 404   1,82   0,45%
  • IDXHIDIV20 465   2,82   0,61%
  • IDX80 116   0,64   0,56%
  • IDXV30 119   1,50   1,28%
  • IDXQ30 129   0,42   0,33%

Asing getol masuk obligasi pemerintah


Selasa, 23 Agustus 2016 / 08:04 WIB
Asing getol masuk obligasi pemerintah


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) mencapai level tertinggi selama ini. Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan per 19 Agustus 2016 memperlihatkan, kepemilikan asing di SBN domestik yang dapat diperdagangkan mencapai Rp 676,44 triliun.

Jumlah tersebut merupakan 39,46% dari total outstanding senilai Rp 1.714,37 triliun. Angka tersebut juga melonjak 20,35% dari posisi akhir tahun 2015 yang tercatat Rp 558,52 triliun.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo berujar, membaiknya kondisi ekonomi domestik menjadi daya tarik SBN bagi investor asing. Faktor utama bersumber dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebanyak empat kali dengan total nilai 100 bps menjadi 6,5%.

Terlebih inflasi dalam negeri cukup terkendali, yakni 1,76% untuk periode Januari 2016-Juli 2016. Begitu juga dengan rupiah yang cenderung menguat di level Rp 13.000-Rp 13.100 per dollar Amerika Serikat (AS).

Produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal II-2016 mencapai 5,18% (yoy). Angka tersebut mengungguli pencapaian kuartal I-2016 yang tercatat 4,92% (yoy) serta kuartal II-2015 sebesar 4,66% (yoy).

Apalagi kebijakan pengampunan pajak alias tax amnesty mulai berlaku sejak Juli 2016. Para wajib pajak berpotensi mengalirkan dananya dari luar negeri ke domestik, termasuk ke pasar SBN.

Dari eksternal, katalis positif bersumber dari memudarnya peluang kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS alias The Fed yang saat ini di level 0,25%-0,5%. "Faktor kupon yang berkisar 8%-9% ikut mendorong asing masuk ke SBN," terangnya.

Maklum, sepertiga dari obligasi pemerintah di dunia saat ini menawarkan imbal hasil negatif. Walhasil, tingginya kupon obligasi pemerintah Indonesia berhasil memikat hati investor.

Masuk tenor panjang

Head of Debt Research Danareksa Sekuritas Yudistira Slamet menduga, hingga akhir tahun 2016, bakal ada dana asing minimal Rp 10 triliun yang masuk ke pasar SBN. Soalnya, imbal hasil yang ditawarkan SBN cukup menggiurkan.

Mengacu Asian Bonds Online per 19 Agustus 2016, yield obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun tercatat 6,81%. Angka tersebut menggungguli yield obligasi bertenor sama milik pemerintah China 2,69%, Jepang minus 0,08%, Singapura 1,73%, serta Thailand 2,07%.

"Kalau diperhatikan, di beberapa negara besar, yield obligasi pemerintah sudah negatif terutama untuk tenor satu tahun hingga lima tahun," tukasnya. Sentimen positif juga akan bersumber dari terbukanya ruang penurunan suku bunga BI.

Jika BI rate mengecil, harga obligasi berpeluang menanjak. Kesempatan meraih kenaikan harga (capital gain) obligasi ini akan menarik minat investor. Oleh karena itu, Yudistira menyarankan investor untuk memarkirkan dana pada obligasi negara bertenor panjang.

Maklum, yield obligasi pemerintah berpotensi menyusut hingga tahun depan. Obligasi negara bertempo lama akan mengais capital gain lebih tinggi jika pasar bullish. "Kalau bisa lebih dari 15 tahun," paparnya.

Beben mengingatkan, ada tantangan yang patut dicermati oleh pelaku pasar, yakni perlambatan ekonomi global dan rencana kenaikan suku bunga The Fed. Beben memproyeksikan, hingga pengujung tahun 2016, yield FR0056 akan bergulir di kisaran 5,65%-9,08%.

Prediksi Yudistira, yield FR0056 bakal bertengger di 6,5%-6,7%. Pada Senin (22/8), yield FR0056 ditutup di level 6,89%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×