kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.797   -2,00   -0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Asia Resource sita aset Rosan di Eropa


Selasa, 04 Maret 2014 / 08:25 WIB
Asia Resource sita aset Rosan di Eropa
Dapatkan kemudahan dan kenyamanan belanja lebih murah di katalog promo JSM Alfamart hari ini mulai Jumat, 14 Oktober 2022.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sengketa antara Asia Resource Minerals Plc dan Rosan Perkasa Roeslani kian pelik. Mangkirnya Rosan atas pemenuhan perjanjian yang telah disepakati membuat Asia Resource melakukan tindakan lanjutan.

Raden Curt Eko Santoso Budianto, Direktur Utama PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) mengatakan, pihaknya dan Asia Resource telah mengajukan tuntutan resmi kepada Rosan.

Pembentukan majelis arbitrase telah dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Singapore International Arbitration Centre (SIAC) pada 24 Desember 2013. Asia Resources tidak akan melakukan pengalihan saham PT Asian Bulk Logistic (ABL).

"Posisi utama perseroan (Asia Resource) adalah Rosan harus melakukan pembayaran penuh dalam bentuk tunai," ujar Raden Curt dalam pernyataan resminya, Senin (3/3) malam.

Asal tahu saja, awalnya Rosan berniat membayar ganti rugi berupa tunai dan aset. Adapun aset yang akan diserahkan adalah 49% saham ABL dan 600 hektare (ha) lahan milik PT Borneo Prapatan Lestari. Asia Resource yang dulunya bernama Bumi Plc ini juga tetap pada pendiriannya untuk tidak mengakui penilaian KPMG Corporate Finance Pte Ltd atas ABL.

Pasalnya, Rosan menunjuk KPMG secara sepihak. Sehingga, dinilai tidak representatif.

Adapun tuntutan resmi tersebut diajukan 20 Januari 2014. Ini terkait Rosan yang tidak memenuhi kewajiban untuk membayar ganti rugi atas tuduhan penggelapan dana ketika ia menjadi Direktur Utama BRAU.

Nilai ganti rugi yang harus dibayar senilai US$ 173 juta, baik tunai maupun aset. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, yaitu 26 Desember 2013, Rosan tak kunjung membayarnya. Bahkan, dana awal (perjanjian pemulihan) yang harusnya ditransfer 26 September 2013 sekitar US$ 30 juta pun tidak dipenuhi.

Terkait arbitrase di Singapura ini, pihak Asia Resource dan BRAU tengah menunggu pembelaan dari Rosan. Kemudian, terkait pemulihan sisa kerugian senilai US$ 30,67 juta, BRAU bersama Asia Resource sudah mulai berperkara dengan Chateau de Bonaban SAS dan Chateau de la Grenerie SAS. Kedua perusahaan yang berdomisili di Perancis ini secara tidak langsung miliki Rosan.

Sidang dengar pendapat mengenai hal tersebut rencananya akan digelar pada akhir Juni 2014. Adapun, Rosan menguasai kedua perusahaan itu melalui perusahaan induk yang berlokasi di Luxembourg. Perusahaan induk itu bernama RCapital Holding. Rcapital ini dinilai sebagai penerima utama atas keuntungan (ultimate beneficial owner) dua perusahaan Perancis itu. Aset keduanya ditaksir mencapai €15 juta.

"Perseroan (Asia Resource) telah menerima penetapan sita jaminan atas saham-saham RCapital di perusahaan-perusahaan Perancis tersrbut," jelas Raden Curt.

Saat ini, BRAU dan Asia Resources menunggu penetapan arbitrase. Diperkirakan hasil penetapan akan terbit pada September 2014 mendatang.

Di saat yang sama, BRAU telah mengajukan permohonan pembubaran Cheteau Asset Managenet SPC. Perusahaan meminta pengadilan Cayman Islands mengeluarkan perintah pemberhentian jajaran direksi saat ini dan menggantikannya dengan direktur-direktur baru.

Penggantian direksi ini dalam rangka penyelidikan untuk mengetahui apakah masih ada sisa nilai investasi yang dapat dipulihkan. Adapun, sidagng dengar pendapat kasus ini dijadwalkan minggu pertama Maret 2014.

Cheteau Asset Managenet ini adalah tempat Rosan dituduh melakukan penggelapan dana sebesar US$ 75 juta. Namun, pada pemeriksaan lebih lanjut diketahui nilainya membengkak menjadi US$ 200 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×