Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Boleh dibilang, aset kripto tengah naik daun di tahun lalu. Nah, bagaimana prospeknya di tahun 2022 ini?
Menjalani 2022, para investor aset kripto harus mewaspadai potensi katalis negatif yang akan dihadapi instrumen berisiko yang satu ini. Pasalnya, analis meyakini tahun ini berpotensi jadi tahun yang cukup sulit untuk aset kripto.
Partner at Bullwhales Timothius Henry mengatakan, investor perlu waspada karena saat ini, risk asset seperti saham maupun aset kripto memang dihadapkan pada sentimen global yang kurang mendukung. Pertama, kekhawatiran dari penyebaran Covid-19 varian omicron hingga potensi mutasi varian lainnya masih membayangi.
Kedua, rencana The Fed untuk mempercepat tapering dan potensi menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) juga bisa jadi sentimen negatif. Pasalnya, hal tersebut akan memengaruhi likuiditas global yang bisa berdampak pada pasar kripto.
“Di sisi lain, belum adanya keputusan dari Securities and Exchange Commission (SEC) mengenai bitcoin spot ETF atau reksadana fisik Bitcoin juga harus diperhatikan. Jika nantinya disetujui, hal tersebut dapat menjadi sentimen yang baik karena aliran dana baru dapat masuk ke kripto,” kata Henry ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (7/1).
Baca Juga: Hype NFT dan Metaverse di Industri Kripto Masih Akan Berlanjut pada Tahun Ini
Dengan sentimen tersebut, Henry membagikan beberapa aset kripto yang bisa jadi pilihan bagi para investor di tahun 2022 ini. Pertama, Ethereum (ETH). Ia menyebut ETH punya prospek yang menarik lantaran akan melakukan migrasi ke 2.0 yang estimasinya akan terjadi di tahun ini.
Melalui migrasi tersebut, jaringan ETH akan lebih scalable karena transaksi jadi lebih cepat karena proses sharding serta fee yang jauh lebih rendah. Selain itu, ETH juga akan memulai full migrasi ke proof of stake,
Kedua, aset kripto lain yang menarik adalah Terra (Luna). Menurut Henry, ekosistem Terra merupakan satu kesatuan sistem yang mengandalkan algoritmik stablecoin Terra (UST) dengan LUNA sebagai aset yang mendasari(backed). Oleh karena itu, ketika semakin banyak permintaan supply UST, akan mendorong harga LUNA untuk ikut naik.
Lalu, dengan adanya polemik mengenai stablecoin Tether (USDT) yang dipertanyakan keabsahan nilainya oleh SEC beberapa waktu silam juga dapat menjadi salah satu sentimen positif. Hal ini karena akan mendorong orang-orang untuk mulai menggunakan UST dan secara tidak langsung dapat mendorong harga LUNA untuk naik.
“Jadi karena UST mempunyai algorithmic stablecoin yang berbeda dari USDT, membuat Terra dapat menjadi stablecoin alternatif sebagai pesaing,” imbuh Henry.
Berikutnya, ia juga menyebut Polkadot (DOT) merupakan aset kripto yang menarik di tahun ini. Pasalnya, polkadot network baru saja memulai lelang untuk mengisi slot parachainnya di akhir tahun 2021 yang terus berjalan hingga ke depan.
Dengan sistem lelang yang ada sekarang, serta semakin banyak project yang masuk di dalam parachain polkadot, Henry menyebut hal ini dapat membuat jaringan Polkadot makin banyak digunakan oleh orang-orang yang mendorong pula kenaikan harganya
Terakhir adalah Cosmos (ATOM). Aset kripto yang satu ini baru saja melakukan upgrade stargate terbaru. Selain itu, sistem IBC dari Cosmos juga terus menambahkan jaringan blockchain baru di dalamnya sehingga akan semakin matang di 2022.
“Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 28 jaringan blockchain yang saling terhubung di dalam network Cosmos (ATOM) dan masih akan bertambah ke depan,” imbuh Henry.
Baca Juga: Menimbang Aset Kripto yang Paling Menarik untuk Tahun 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News