kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.440   167,00   1,01%
  • IDX 6.803   35,74   0,53%
  • KOMPAS100 983   4,56   0,47%
  • LQ45 762   0,73   0,10%
  • ISSI 216   1,06   0,49%
  • IDX30 397   1,43   0,36%
  • IDXHIDIV20 473   1,78   0,38%
  • IDX80 111   0,16   0,15%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,58   0,45%

Arus Modal Asing ke Bitcoin Tembus Rp 669 Triliun, Harga Diproyeksi Bisa Cetak Rekor


Kamis, 01 Mei 2025 / 21:29 WIB
Arus Modal Asing ke Bitcoin Tembus Rp 669 Triliun, Harga Diproyeksi Bisa Cetak Rekor
ILUSTRASI. Representasi dari cryptocurrency ditampilkan dalam ilustrasi ini, 10 Agustus 2022. Arus modal masuk ke aset Bitcoin telah menembus angka fantastis Rp 669 triliun, sejak peluncuran Bitcoin Spot ETF pada Januari 2024.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Industri aset kripto kembali mencetak tonggak sejarah baru. Berdasarkan laporan terbaru, arus modal masuk ke aset Bitcoin telah menembus angka fantastis kurang lebih sebesar US$  40 miliar atau setara Rp 669 triliun, sejak peluncuran Bitcoin Spot ETF pada Januari 2024. 

Lonjakan arus modal ini semakin ditegaskan oleh laporan mingguan CoinShares pada pekan keempat April 2025, yang mencatat arus masuk sebesar US$ 3,4 miliar ke produk investasi aset digital, terbesar sejak Desember 2024 dan ketiga terbesar sepanjang sejarah. 

Dari jumlah tersebut, Bitcoin menjadi penerima utama dengan inflow US$ 3,18 miliar, disusul Ethereum sebesar US$ 183 juta. 

Baca Juga: Pekan Terakhir Akhir Oktober, Aliran Modal Asing Hengkang Capai Rp 4,86 Triliun

Sementara itu, altcoin seperti Sui dan XRP turut mencatatkan inflow masing-masing US$ 20,7 juta dan US$ 31,6 juta.

Tidak hanya dari sisi dana, aktivitas pembelian juga menunjukkan tren akumulasi besar-besaran. 

Strategy, perusahaan publik terbesar pemilik Bitcoin, dilaporkan kembali membeli 15.355 BTC senilai US$ 1,65 miliar  (sekitar Rp 25,8 triliun) sepanjang 21-27 April 2025. Kepemilikan total mereka kini mencapai 553.555 BTC. 

Pembelian ini dilakukan saat harga Bitcoin melonjak dari US$ 87.000 sampai di sekitar US$ 94.000, mencerminkan optimisme pasar yang tinggi terhadap aset digital ini. 

Menyikapi hal itu, CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyebut pergerakan besar ini menandakan semakin menariknya pasar kripto secara global. 

Baca Juga: Arus Modal Asing Hengkang Rp 7,42 Triliun dari Pasar Keuangan Indonesia

“Kita sedang menyaksikan bagaimana Bitcoin kini semakin menjanjikan, sebagai penyimpan nilai jangka panjang oleh institusi besar. Aksi pembelian MicroStrategy dan dana ETF yang masuk menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap fundamental Bitcoin,” jelas Oscar dikutip Kamis (1/5/2025).

Menurut Oscar, arus dana institusional ini juga bisa menjadi acuan penting bagi investor retail di Indonesia. 

Ia menambahkan, pertumbuhan ekosistem kripto kini lebih stabil karena didukung oleh regulasi yang terus berkembang dan adopsi yang kian meluas secara global.

Standard Chartered, salah satu bank multinasional ternama, memperkirakan bahwa Bitcoin berpotensi menembus harga US$ 150.000 pada akhir 2025. 

Bahkan, ATH (all time high) baru diyakini akan tercapai di kuartal kedua tahun ini, seiring meningkatnya permintaan dari ETF dan efek dari halving Bitcoin yang telah terjadi pada April 2024.

Baca Juga: Aliran Modal Asing Kembali Hengkang Rp 8,81 Triliun pada Pekan Ketiga Desember 2024

Perlu dicatat, menurut analis dari Standard Chartered, mayoritas arus masuk ETF saat ini tidak berasal dari investor retail, melainkan institusi seperti dana pensiun dan perusahaan manajemen aset besar. Hal ini memberi gambaran bahwa permintaan terhadap Bitcoin bersifat jangka panjang dan lebih stabil.

Selain itu, ETF dari BlackRock, yaitu iShares Bitcoin Trust (IBIT), telah menjadi salah satu ETF dengan pertumbuhan tercepat di sejarah keuangan Amerika Serikat. 

IBIT mengelola lebih dari 270.000 BTC atau setara US$ 17,8 miliar hingga April 2025, mengungguli ETF Ethereum maupun produk derivatif lainnya.

Oscar menilai, bila tren ini terus berlanjut, maka ekspektasi harga Bitcoin tembus sekitar US$ 100.000 bukan lagi sesuatu yang mustahil. 

“Bitcoin semakin diakui sebagai emas digital. Bedanya, ia jauh lebih mudah diakses dan didistribusikan lintas negara. Ini merupakan peluang strategis bagi masyarakat Indonesia untuk mulai berpartisipasi dalam aset digital global,” tegasnya.

Baca Juga: Modal Asing Kembali Hengkang Rp 4,31 Trilun di Pekan Ketiga Desember 2024

Ia juga menambahkan, fenomena pembelian Bitcoin oleh institusi turut berperan dalam lonjakan arus dana ini. 

Adopsi institusi seperti MicroStrategy juga menunjukkan bahwa strategi Dollar Cost Averaging (DCA) tetap menjadi metode yang digunakan bahkan oleh perusahaan berskala internasional. Hal ini sejalan dengan prinsip pengelolaan risiko yang disiplin dalam dunia keuangan.

Oscar mengapresiasi pendekatan proaktif dari pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya dalam membuka ruang legalitas untuk produk ETF kripto, yang pada akhirnya menarik investor global.

Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Didukung Kekhawatiran Tarif Trump

Dalam konteks Indonesia, Oscar berharap tren ini dapat menjadi acuan untuk percepatan edukasi masyarakat dan penguatan pemahaman terhadap aset kripto. 


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Arus Modal ke Bitcoin Mencapai Rp669 Triliun, Harganya Diproyeksi Tembus Level 100 Ribu Dolar AS, https://www.tribunnews.com/new-economy/2025/05/01/arus-modal-ke-bitcoin-mencapai-rp669-triliun-harganya-diproyeksi-tembus-level-100-ribu-dolar-as?page=all.

Selanjutnya: Defisit Gas, Pemerintah Diminta Percepat Interkoneksi Jaringan & Infrastruktur LNG

Menarik Dibaca: Ini Peluang dan Tantangan dari Indonesia yang Mendapat Pengenaan Tarif Resiprokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×