Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon emiten pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT), PT Arkora Hydro Tbk menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar-sebarnya 30% sepanjang tahun ini.
Direktur Keuangan Arkora Hydro Ricky Hartono menjelaskan pendapatan perusahaan masih dihasilkan dari produksi listrik dan peningkatan pabrik-pabrik telah beroperasi.
Dia memproyeksikan compounded annual growth rate (CAGR) atau pertumbuhan produksi listrik Arkora Hydro dapat bertumbuh sebesar 20% setiap tahunnya. Hal ini seiringan dengan bertambahnya pembangkit listrik baru.
Sampai saat ini, Arkora baru memiliki dua pembangkit tenaga listrik tenaga minihidro (PLTM). Ada PTLM Cikopo-2 di Garut yang punya kapasitas 7,4 MW dan PLTM Tomasa di Lampung.
Baca Juga: Arkora Hydro Incar Ekspansi Lewat Akuisisi Pasca Melantai di BEI
"Untuk akhir tahun ini, pendapatan perseroan diharapkan bisa tumbuh sebesar 20%-30% yang akan digerakkan produksi listrik," kata Ricky usai konferensi pers di Jakarta, Senin (21/6).
Berdasarkan prospektus perusahaan, calon emiten berkode ARKO ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 198,39 miliar pada akhir 2021. Nilai tersebut bertumbuh 280,83% secara tahunan dari Rp 52,09 miliar di 2020.
Sementara ARKO mampu mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai Rp 48,72 miliar di 2021. Padahal, pada tahun sebelumnya perusahaan masih membukukan rugi sebesar Rp 22,62 miliar.
Dari sisi gross profit, Ricky bilang Arkora Hydro juga konsisten mengalami kenaikan ditopang oleh operating margin yang cukup baik karena perseroan tidak memiliki bahan bakar atau fuel cost sehingga biaya operasional yang relatif lebih rendah.
Sementara itu, Direktur Utama Arkora Hydro Tbk Aldo Artoko menyebut perusahaan mengalokasikan capex sekitar Rp 200 sampai Rp 250 miliar untuk sepanjang tahun, yang berasal dari kas dan pinjaman dari pihak Indonesia Infrastructure Finance (IIF).
Baca Juga: Lima Perusahaan Ini Gelar IPO, Mana yang Menarik?
"Capex akan digunakan untuk konstruksi pembangunan PLTM Yaentu sekitar Rp 100-Rp 110 miliar, PTLM Kukusan 2 sekitar Rp 45 miliar sampai Rp 50 miliar, dan untuk Arkora Tenaga Matahari sekitar Rp 20 miliar," tambah Aldo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News