kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima Perusahaan Ini Gelar IPO, Mana yang Menarik?


Senin, 20 Juni 2022 / 19:30 WIB
Lima Perusahaan Ini Gelar IPO, Mana yang Menarik?
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan logo IDX di bawah layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan emiten baru. Setidaknya ada lima calon emiten yang masuk periode bookbuilding. 

Pertama, ada PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) yang tengah melakukan initial public offering (IPO) alias penawaran umum saham perdana. Emiten properti ini bakal melepas sebanyak-banyaknya 340 juta saham atau 6,31% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Berdasarkan prospektus awal perusahaan, keseluruhan saham tersebut akan ditawarkan oleh Saraswanti kepada masyarakat dengan rentang harga Rp 180 per saham sampai Rp 200 per saham. Dus, Saraswanti berpotensi meraup dana segar sekitar Rp 61,2 miliar sampai Rp 68 miliar.

Kedua ada calon emiten industri tepung PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) yang akan melepas sebanyak-banyaknya 1,5 miliar juta saham atau yang setara dengan 18,87% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Baca Juga: Chemstar Indonesia (CHEM) IPO, Pancing Minat Calon Investor dengan Iming-Iming Waran

Keseluruhan saham tersebut akan ditawarkan oleh Cerestar kepada masyarakat dengan rentang harga Rp 200 per saham sampai Rp 210 per saham. Dengan demikian, Cerestar dapat menghimpun dana bersih dari IPO mencapai Rp 315 miliar.

Ketiga ada PT Hillcon Tbk (HILL) yang akan menggelar IPO dengan melepas 2,21 miliar saham baru. Jumlah ini mewakili 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Mengutip prospektus, keseluruhan saham tersebut akan ditawarkan oleh Hillcon kepada masyarakat dengan rentang harga Rp 250 sampai Rp 400 per saham. Dus, dana segar yang berpotensi diraup Hillcon sebanyak-banyaknya mencapai Rp 884,60 miliar.

Keempat ada calon emiten yang bergerak pada bisnis pembagkit tenaga listrik sumber energi baru dan terbarukan, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO). Arkora Hydro rencananya akan melepas 579,9 juta saham atau setara 20% dari total odal ditempatkan dan disetor penuh setalah IPO.

Adapun harga penawaran saham ARKO ditetapkan sekitar Rp 286 hingga Rp 310 per saham, dengan demikian total dana yang berpeluang diraup Arkora Hydro senilai Rp 179,77 miliar.

Terakhir ada PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) yang berencana melapas sebanyak-banyaknya 500 juta saham atau sebanyak 29,41% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham. Dalam prospektus yang dirilis hari ini, Senin (20/6), harga penawaran berkisar Rp 150 hingga Rp 190 per saham. Dengan begitu calon emiten ini berpotensi meraup dana segar Rp 95 miliar.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Raditya Pradana mengatakan, saat ini sektor yang menarik untuk menggelar IPO adalah dari sektor energi. 

Hal ini sejalan dengan momentum super cycle commodity, dimana average selling price (ASP) komoditas mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat mengerek kinerja keuangan perusahaan di sektornya.

"Sehingga berpotensi meningkatkan pendapatan dan laba persih perusahaan energi. Inilah yang membuat sektor energi menjadi sexy untuk melakukan IPO di saat ini," paparnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/6).

Nah, dari lima calon emiten tersebut, IPO HILL merupakan yang menarik lantaran perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa pertambangan dan jasa konstruksi tambang.

Baca Juga: Arkora Hydro Mengincar Dana IPO Hingga Rp 179,77 Miliar

Selain HILL, Radit menilai IPO Saraswanti Indoland Development juga cukup menarik. Dengan transisi pandemik Covid-19 menjadi endemi, kata Radit, maka diharapkan performa SWID dapat mengalami peningkatan.

Sepanjang tahun lalu, calon emiten dari sektor properti ini masih mengalami penurunan kinerja. SWID mengantongi pendapatan sebesar Rp 127,28 miliar atau menyusut 16,88% dari pendapatan Rp 153,14 miliar. Meski begitu, jika dibandingkan dengan pendapatan tahun 2019, perolehan tahun 2021 masih jauh lebih tinggi.

Adapun pada sisi laba tahun berjalan menyusut 59,71% menjadi Rp 20,47 miliar pada tahun 2021. Penurunan kinerja ini salah satunya karena penjualan apartemen yang mengalami penurunan.

Lebih lanjut Radit menyarankan, untuk pelaku pasar yang akan memburu saham-saham IPO, agar memilih perusahaan dengan kinerjanya bagus, baik dari sisi profitabilitas, rasio-rasio keuangan, serta cashflow-nya.

"Selanjutnya, jangan greedy untuk mengejar multibagger pada saham-saham IPO. Kalau sudah cuan, kami rekomendasikan untuk ambil untung," tambahnya.

Hal ini lantaran volatilitas saham-saham IPO sangat tinggi dan semua kemungkinan bisa terjadi, misalnya pada sesi 1 auto rejection atas (ARA), sesi 2 bisa ditutup auto rejection bawah (ARB).

Per 6 Juni 2022, Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, terdapat 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI.

Secara sektoral, sebanyak sembilan perusahaan dalam pipeline berasal dari sektor Consumer Non-Cyclicals, delapan perusahaan Consumer Cyclicals, dan lima perusahaan Infrastructures. 

Kemudian, empat perusahaan termasuk sektor Transportation & Logistic dan empat perusahaan Properties & Real Estate.

Lalu, tiga perusahaan berasal dari sektor Energy, tiga perusahaan Basic Materials, dan tiga perusahaan Industrials. Selanjutnya, masing-masing dua perusahaan tergolong sektor Technology dan Healthcare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×