Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Arita Prima Indonesia akan melepas saham ke publik alias initial public offering (IPO) di akhir bulan ini. Distributor katup pipa industri ini akan melepas 275 juta saham setara 25,58% dari total modal ditempatkan dan disetor.
Harga IPO Arita sekitar Rp 200-Rp 230 per saham. Dus, Arita berpotensi meraih dana sebesar Rp 55 miliar-Rp 63 miliar. Dana itu untuk modal kerja dan melunasi utang jangka pendek.
Low Yew Lean, Direktur Utama Arita menjelaskan, 75% dana IPO untuk modal kerja dan sisanya untuk membayar utang. "Kebutuhan belanja modal kami tidak besar, jadi kami tidak banyak target untuk dana IPO ini," ujar dia.
Arita berencana menambah beberapa kantor cabang baru dan memperluas jaringan ke berbagai daerah. Tahun lalu, Arita meraup penjualan Rp 153,69 miliar, naik dari tahun sebelumnya Rp 103 miliar. Tahun ini, Arita menargetkan bisa mengantongi pendapatan Rp 180 miliar.
Total aset Arita per April 2013 hanya sebesar Rp 220 miliar. "Laba bersih diharapkan bisa naik 15% dari tahun lalu yang sebesar Rp 19,6 miliar," papar Low Yew.
Untuk IPO, Arita menunjuk Lautandhana Securindo sebagai penjamin emisi. Wintoro Prasetyo, Direktur Utama Lautandhana Securindo mengatakan, penawaran IPO Arita cukup menarik. Sebab, harga IPO Arita sebesar Rp 200-Rp 230, mencerminkan price earning ratio (PER) 6 kali-6,9 kali. Padahal PER industri distributor katup pipa bisa mencapai 10 kali.
Arita akan menawaran saham ke dalam negeri dan luar negeri. Di luar negeri, Arita akan menjajakan saham ke Malaysia dan Singapura.
Maklum, Arita adalah anak usaha dari Unimech Group Berhad, perusahaan yang tercatat di Bursa Malaysia. "Karena sudah dikenal di Malaysia dan Singapura, kami juga akan menawarkan ke investor di sana," jelas Wintoro.
Arita Prima akan melakukan bookbuilding pada 4-8 Oktober 2013. Pernyataan efektif targetnya bisa diperoleh pada 17 Oktober 2013. Sementara itu, masa penawaran saham bisa dilakukan 21-23 Oktober 2013.
Adapun, masa penjatahan dan distribusi saham secara elektronik bisa dilakukan pada 25 Oktober dan 28 Oktober. Sedangkan, pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 29 Oktober 2013.
Wintoro yakin, minat investor akan cukup bagus. "Kondisi pasar mulai membaik. Sudah ada beberapa investor yang tertarik membeli dalam jumlah besar, mereka melihat jangka panjang," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News