Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat
Mempertimbangkan keputusan BI, Aqil memiliki dua skenario sepekan ke depan. IHSG bisa saja menembus area support di 5.830 dan terus melorot ke 5.775. Sebaliknya, IHSG bisa saja tidak menembus level support dan menembus level 6.000 dengan level resistance lanjutan di 6.010.
Namun, Aqil melihat IHSG cenderung terkoreksi pekan depan. Pasar memang diwarnai sentimen positif dari pergerakan harga komoditas dan vaksin Covid-19.
Perkembangan kasus Covid-19 di berbagai negara, termasuk Indoneisa, masih menjadi sentimen yang mendominasi dan memberatkan.
Di sisi lain, Zamzami justru memperkirakan pasar akan bergerak positif pekan depan. IHSG diproyeksikan menguji level 6.000 kembali, dengan support -resistance di level 5.894 hingga 6.000.
Menurutnya, pelaku pasar cenderung merespon positif sinyal terkait pandangan The Fed maupun BI mengenai prospek ekonomi ke depan. Termasuk, sinyal kelanjutkan kebijakan QE.
Ia menambahkan, selain rapat bank sentral dan rilis neraca perdagangan dalam negeri. Pelaku pasar juga akan mencermati survei PMI untuk AS, Inggris, Eropa, dan Jepang. Sebab, data-data itu akan menjadi tanda pemulihan ekonomi global saat ini. Tidak terkecuali data AS dan China terkait rilis industrial output dan penjualan ritel.
Selanjutnya: IHSG rentan terkoreksi pada perdagangan Senin (14/12)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News