kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arab Saudi hentikan pemangkasan sukarela, harga minyak WTI turun hingga 2%


Selasa, 09 Juni 2020 / 16:27 WIB
Arab Saudi hentikan pemangkasan sukarela, harga minyak WTI turun hingga 2%
ILUSTRASI. Harga minyak WTI pada pukul 16.00 WIB berada di level US$ 37,40 per barel atau turun 2,07% secara harian.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia pada hari ini, Selasa (9/6) bergerak fluktuatif. Sempat menguat, kini harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni justru terpantau turun.

Merujuk Bloomberg, harga minyak WTI pada pukul 16.00 WIB berada di level US$ 37,40 per barel atau turun 2,07% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin.

Melansir dari pemberitaan Bloomberg, salah satu kabar terbaru yang menekan minyak dunia adalah adanya sekelompok pasukan bersenjata yang masuk ke ladang minyak Sharara di Libya. Pasukan bersenjata ini dikabarkan meminta pegawai di sana untuk menghentikan produksi. Padahal produksi minyak di Libya baru dibuka kembali setelah berhenti sejak Januari silam.

Baca Juga: Libya kembali produksi minyak, harga minyak mentah rebound tipis

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menuturkan, penurunan harga juga dipicu oleh kekecewaan pasar terhadap hasil OPEC+ yang hanya memperpanjang pemangkasan 9,7 juta barel per hari sebulan saja. Selain itu, keputusan Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab untuk menghentikan pengurangan sukarela mereka sebesar 1,18 juta bph dikhawatirkan memicu kelebihan suplai.

“Namun menurut saya keputusan tersebut sebenarnya tidak akan memberi banyak dampak signifikan ke depan. Pemotongan itu kan yang sukarela saja, sementara yang pemangkasan produksi yang wajib itu sudah disepakati 7,7 juta bph dan berjalan hingga akhir tahun nanti, jelas Faisyal kepada Kontan.co.id, Selasa (9/6).

Faisyal melihat ke depan harga minyak dunia justru berpotensi menguat. Berbagai negara yang semakin melonggarkan kebijakan lockdown dan memutar kembali aktivitas roda ekonomi akan mengangkat permintaan terhadap minyak dunia.

Baca Juga: Harga minyak menguat lebih dari 1% berkat optimisme pemulihan ekonomi global

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai, katalis positif datang dari kondisi terbaru di Amerika Serikat (AS). Selain ditunjang oleh pelemahan dolar AS, mulai adanya aktivitas kembali dan membaiknya data pekerja di AS disebut Ibrahim semakin menambah sinyalemen positif minyak dunia.

“Dikabarkan cadangan minyak mentah dan bensin di AS mengalami penurunan yang mengindikasikan permintaan akan minyak yang kembali meningkat. Selain itu, data pekerja di AS akhirnya meningkat setelah sebelumnya terus memburuk, ini menunjukkan perekonomian juga mulai bangkit,” kata Ibrahim

Ibrahim memperkirakan dalam jangka pendek, harga minyak WTI akan bergerak di rentang US$ 37.60 per barel-US$ 41.50 per barel. Sedangkan hitungan Faisyal, minyak dunia akan ada di kisaran US$ 37 per barel-US$ 45 per barel dengan kemungkinan menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×