kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APLN kejar peluang dari kenaikan harga properti


Rabu, 01 Maret 2017 / 16:58 WIB
APLN kejar peluang dari kenaikan harga properti


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski sempat lesu, nyatanya potensi pertumbuhan sektor properti masih tetap ada. Ini terlihat dari harga properti terutama residensial yang terus meningkat.

Berdasarkan, hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI), indeks harga properti residensial pada kuartal IV – 2016 tumbuh sebesar 0,37% dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal III–2016 sebesar 0,36%.

Tak mau ketinggalan peluang itu, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) kini akan lebih gencar memasarkan portofolio proyek residensialnya. Ada dua proyek yang akan dipasarkan, yakni superblok Podomoro Golf View (PGV), Cimanggis, Depok, dan superblok SCBD Borneo Bay City, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Agung Wirajaya, Asisstant Vice President Marketing SCBD Borneo Bay City menjelaskan, SCBD Borneo Bay City merupakan superblok luas di pusat bisnis kota Balikpapan. Di dalam superblok ini, kini telah selesai dibangun 2 tower apartemen yang berisi 1.220 unit apartemen.

"Harga yang ditawarkan ke pasar berkisar mulai dari Rp 900 juta per unit," kata Agung dalam keterangan resminya, Rabu (1/3).

Minat konsumen akan residensial di kawasan itu juga terbilang tinggi. Pasalnya, tak lama dijual, 70% dari total unit di proyek itu sudah terjual.

"Ini karena Balikpapan tengah bertransformasi menjadi kota metropolitan terbesar di Indonesia Timur,” ujar Agung.

Sementara, untuk Podomoro Golf View, proyek ini menawarkan sekitar 6.000 unit apartemen berbagai tipe dan ukuran, pada kisaran harga Rp 198 juta – Rp 470 juta.

Superblok seluas 60 hektar itu direncanakan akan menjadi sebuah kota hunian baru dengan target 25 tower apartemen yang berisi sekitar 37.000 unit apartemen.

Dilengkapi berbagai fasilitas canggih, apartemen ini menjanjikan akan membangun stasiun Light Rail Transit (LRT) di depan komplek apartemen yang akan memudahkan mobilitas penghuninya menuju Jakarta dengan kereta ringan pada 2018.

Asal tahu saja, berdasarkan survei tersebut, kenaikan harga residensial itu dipengaruhi oleh faktor kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja.

Selain itu, volume penjualan properti juga mengalami peningkatan di banding kuartal sebelumnya. Pada kuartal IV – 2016 volume penjualan tumbuh sebesar 5,06%, naik dibanding kuartal sebelumnya sebesar 4,65%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×