Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana PT Apexindo Pratama Duta untuk mencatatkan kembali sahamnya atau relisting di bursa saham semakin jelas. Seperti yang sudah dikabarkan sebelumnya, Apexindo bakal relisting pada kuartal III tahun ini.
Analis menilai, ini merupakan langkah tepat bagi perusahaan. Apalagi jika relisting ini bertujuan untuk penggalangan dana demi memperkuat struktur permodalan perusahaan.
"Langkah itu memang sudah sewajarnya dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan mencari duit segar dengan cost of fund yang lebih menarik. Caranya, ya, lewat pasar modal," tutur Gema Goeyardi, President and Founder Astronaci International, kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Gema menambahkan, delisting Apexindo beberapa tahun lalu disebabkan oleh adanya faktor chain listing atas perusahaan induknya yang kini beralih pada Tuscany Investment Group. Artinya, delisting itu dilakukan karena adanya faktor x yang terjadi.
Dia juga menilai, pemilihan waktu relisting yang dipilih Apexindo pada kuartal III sudah sangat tepat. "Soalnya, momen ini bertepatan dengan tren saham-saham pertambangan yang kembali rebound," imbuhnya.
Dengan begitu, harapan manajemen untuk meraup duit segar lebih banyak bisa tercapai dengan mudah seiring dengan timbulnya minat para pelaku pasar untuk memburu saham pertambangan. Apalagi, Apexindo juga baru saja memperpanjang kontrak jasa rig senilai Rp 5,4 triliun.
"Jadi, prospek pertumbuhan Apexindo masih stabil sekitar dua hingga tiga tahun mendatang," prediksi Gema.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Menurutnya, langkah Apexindo untuk relisting memang sudah sepantasnya dilakukan. Namun, manajajemen harus mampu mengembalikan kepercayaan investor. "Soalnya, ketika mereka delisting kinerjanya sedang kurang bagus," imbuhnya.
Memang, beberapa waktu sebelum delisting, tepatnya pada 2009, Apexindo mencatatkan kinerja yang kurang gemilang. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kala itu kontrakror jasa pengeboran minyak ini membukukan pendapatan US$ 226,92 juta, turun 9% dibanding periode sebelumnya sebesar US$ 247,4 juta.
Penururnan pendapatan ini menyebabkan laba bersih Apexindo anjlok 158% menjadi US$ 15,09 juta, dari sebelumnya US$ 38,95 juta. Alhasil, laba bersih per saham atau earning per share (EPS) Apexindo pada 2009 hanya US$ 0,006. Padahal pada 2008, EPS Apexindo sebesar US$ 0,015.
Senada dengan Gema, Reza juga mengakui jika pemilihan waktu relisting yang ditentukan Apexindo sudah tepat. "Timingnya pas. Bisa jadi saham Apexindo menjadi saham buruan. Tapi, kan, harus lihat juga kinerja terakhirnya seperti apa. Banyak investor yang trauma dan ragu. Kalau sudah seperti itu kan susah," tukas Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News