Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Apexindo Pratama Duta Tbk akan kembali mencatatkan saham (relisting) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hoesen, Direktur Penilaian BEI menuturkan, relisting Apexindo bakal dilakukan di kuartal II-2013 ini.
"Prosesnya akan cepat karena ini bukan initial public offering (IPO)," kata Hoesen, Jumat (10/5). Apexindo sempat hengkang (delisting) dari BEI pada Maret 2009.
Apexindo terkena aturan chain listing atau listing berantai. Pasalnya, Apexindo menyumbang lebih dari 60% pendapatan sang induk yaitu PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) yang kini berganti nama menjadi PT Mitra International Resources Tbk.
Manajemen grup memilih Apexindo hengkang, sementara MIRA tetap tercatat di BEI. Sebagai catatan, MIRA baru menjadi pengendali Apexindo sejak kuartal III 2008. Kala itu, MIRA membeli 80,33% saham Apexindo dari PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan Encore International Ltd. Nilai transaksi tersebut mencapai US$ 550 juta.
Namun, pada kuartal III 2011, pemilik saham mayoritas Apexindo kembali berganti nama. Tuscany Investment Group Ltd mengambil alih Apexindo dengan jalan mengakuisisi 93,35% saham Sabre System International Pte Ltd dari MIRA. Sabre System merupakan pemilik 98,14% saham Apexindo.
Masalahnya, Sabre ternyata memiliki tanggungan utang US$ 659,86 juta. Untuk itu, Tuscany berhasrat mencatatkan kembali saham Apexindo untuk mengais dana baru.
Manajemen BEI sudah menduga strategi Tuscany tersebut. "Setelah relisting ini, mereka sepertinya ingin menambah modal lewat rights issue," ungkap Hoesen.
Namun, Hoesen mengaku, belum mengetahui jumlah saham baru yang bakal dilepas maupun target perolehan dana dari rights issue Apexindo. Opsi ini disesuaikan strategi yang sudah disiapkan Tuscany. Awalnya, Tuscany membujuk para kreditur merestui restrukturisasi utang Sabre. Opsi lain, konversi utang menjadi saham.
BEI optimistis, Apexindo tak menjadi emiten kelas teri. "Kinerja keuangannya bagus," jelas Hoesen. Tahun ini, Apexindo menyiapkan investasi US$ 35 juta. Dana itu untuk menambah aset, perawatan dan peningkatan teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
