kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.834   -94,00   -0,60%
  • IDX 7.456   -36,12   -0,48%
  • KOMPAS100 1.155   -4,46   -0,38%
  • LQ45 915   -5,13   -0,56%
  • ISSI 226   -0,31   -0,14%
  • IDX30 472   -2,63   -0,55%
  • IDXHIDIV20 569   -3,89   -0,68%
  • IDX80 132   -0,47   -0,35%
  • IDXV30 140   -0,44   -0,31%
  • IDXQ30 157   -0,93   -0,59%

Apa alasan ICBP menaikan harga jual?


Kamis, 28 November 2013 / 15:46 WIB
Apa alasan ICBP menaikan harga jual?
Promo Pizza Hut terbaru di bulan Juli tahun 2022, 3 pilihan my box dengan harga spesial dan banyak snack lezat untuk makan bersama.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kondisi ekonomi yang mulai bergejolak belakangan ini tentunya mempengaruhi perjalanan bisnis emiten, tak terkecuali PT Indofood CBP Tbk (ICBP). Menanggapi hal tersebut, Grup Salim ini berencana menaikan semua harga jual produknya.

"Kenaikannya sekitar 10% hingga 15%," ujar Weriyanti Setiawan, Ditektur & Corporate Secretary ICBP (28/11).

Ada beberapa hal yang menjadi pemicu kenaikan harga ini. Salah satu diantaranya adalah, kenaikan upah buruh yang membuat beban pokok perusahaan meningkat, sehingga menekan marjin laba kotor perusahaan.

Efeknya sudah bisa dilihat. Karena upah buruh, marjin laba kotor ICBP kuartal III 2013 mulai turun tipis menjadi 26%. Bandingkan dengan marjin laba kotor perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 26,5%.

Pemicu kedua adalah, terkait pelemahan rupiah yang juga meningkatkan biaya impor bahan baku perusahaan. Untuk yang satu ini, beban dari impor tidak begitu signifikan lantaran bahan baku produk ICBP lebih banyak didapatkan dari pasar domestik.

Namun, hampir semua bahan baku dari pasar domestik yang digunakan ICBP itu merupakan bahan komoditas. Karena komoditas, maka harganya juga mengikuti harga dunia. Ketika harganya naik, sudah pasti beban pokok ICBP membengkak meski sebagian besar bahan baku berasal dari dalam negeri.

Kendati demikian, Weriyanti memastikan jika hal-hal tersebut tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara signifkan. Alasannya, produk ICBP, khususnya mie instan sudah masuk ke dalam kategori kebutuhan pokok yang pasti tetap dicari masyarakat meski kondisi ekonomi sedang krisis.

Dia mencontohkan, ketika krisis periode 2007-2008 terjadi, ICBP bahkan menaikan harga jual mie instan hingga 40%. Tapi, saat itu volume penjualannya hanya turun 10%.

"Jadi, hubungan antara kenaikan harga jual dan permintaan tidak elastis. Produk kami tetap dicari, bahkan bayar parkir motor saja sekarang lebih mahal dibanding sebungkus mie instan," tutur Weriyanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×