kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ANTM menjajaki pinjaman US$ 1 miliar


Jumat, 03 Juli 2015 / 09:39 WIB
ANTM menjajaki pinjaman US$ 1 miliar


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencari pendanaan untuk memuluskan ekspansinya. ANTM menjajaki pinjaman sebesar US$ 1 miliar. Dengan proyeksi nilai tukar rupiah Rp 13.300 per dollar AS, maka pinjaman itu setara Rp 13,3 triliun.  "Sampai saat ini kami masih due diligence," ungkap Johan Nababan, Direktur Pengembangan ANTM, Rabu (1/7).

ANTM akan memperoleh pinjaman itu dari China Development Bank (CDB). Presiden Joko Widodo dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno telah mendekati CDB ketika berkunjung ke Tiongkok. Secara government to government  ada komitmen pemberian pinjaman dari CDB ke Indonesia.

Johan bilang, jika meminjam ke CDB, ANTM mendapatkan setidaknya dua kemudahan. Pertama, CDB bisa memberikan tenor selama 15 tahun dan periode tak membayar pokok utang hingga lima tahun. Kedua, bunga terbilang rendah, yakni sekitar LIBOR +0,35%.

Selain pinjaman eksternal, ANTM berniat menggelar penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue Rp 5,39 triliun. Perinciannya, dana Rp 3,5 triliun berasal dari Penambahan Modal Negara (PMN) dan Rp 1,89 triliun dari publik.

ANTM telah menunjuk tiga sekuritas pelat merah, yakni Mandiri Sekuritas, Bahana Securities dan Danareksa Sekuritas sebagai penjamin emisi. Aksi rights issue akan dieksekusi pada Oktober nanti.

ANTM akan menggunakan dana hasil pinjaman dan rights issue untuk proyek feronikel di Halmahera Timur senilai US$ 1,6 miliar dan pabrik anode slime yang membutuhkan US$ 40 juta. Dengan target dana rights issue setara US$ 405,25 juta, ANTM membutuhkan lagi dana US$ 1,23 miliar untuk proyek itu.

Selain proyek feronikel di Halmahera Timur, ANTM berencana menggarap proyek smelter grade alumina (SGA) di Menpawah dengan nilai investasi US$ 1,7 miliar. Untuk proyek itu, ANTM menggandeng PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). ANTM juga mencari mitra ketiga.

Direktur Utama ANTM Tedy Badrujaman mengatakan, Inalum memiliki smelter yang mengubah SGA menjadi aluminium. Tapi selama ini Inalum mengimpor SGA. "Kami ingin bersinergi dengan Inalum untuk memasok bahan baku yang bisa menjadi stok mereka," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×