Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) berencana membangun pabrik pengolahan anode slime baru di Gresik, Jawa Timur. Anode slime yang merupakan produk sampingan pengolahan tembaga ini akan dieksktraksi kembali menjadi emas.
Tri Hartono, Sekretaris Perusahaan ANTM mengatakan, pabrik ini akan memiliki kapasitas 2.000 ton anode slime per tahun. Dengan kadar emas 1% dalam tiap ton anode slime, maka dalam jangka panjang, ANTM bisa mendapat tambahan 20 ton emas murni. ANTM siap merogoh kocek sebesar US$ 40 juta untuk pembangunan pabrik baru tersebut.
Tri mengatakan, dana investasi pabrik akan didapatkan dari Penyertaan Modal Negara (PMN). ANTM memang bakal mendapat suntikan dana PMN sebesar Rp 3,5 triliun. Dana itu didapatkan dengan proses penerbitan saham baru alias rights issue.
Kini, ANTM masih harus menunggu eksekusi rights issue sebelum melakukan pembangunan pabrik anode slime. "Kami harus tunggu dulu dana PMN cair, baru akan melakukan ekspansi ini," ujar Tri kepada KONTAN, Selasa (24/3).
Pembangunan pabrik juga masih harus menunggu penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Memang, ANTM berharap besar pemerintah dapat menghapuskan tarif PPN sebesar 10% terhadap komoditas tersebut. Pasalnya, jika tetap dikenakan PPN, maka margin yang diperoleh ANTM dari ekstraksi anode slime itu menjadi sangat kecil.
Pada awal tahun ini ANTM sudah membeli alat pengolahan anode slime bernama Top Blown Rotary Converter (TBRC). Nilai investasinya mencapai US$ 500.000. TBRC mampu mengolah 500 ton anode slime per tahun. "Jadi yang akan dibangun kemudian pabrik kedua yang kapasitasnya lebih besar," imbuhnya.
ANTM yakin pendapatannya bisa melejit dari tambahan emas ini. Pasalnya, produk yang dihasilkan dari TBRC bisa menambah 50% dari total produksi ANTM selama ini. Jika dana PMN bisa cair tahun ini, pabrik anode slime baru ANTM bisa beroperasi pada tahun 2016 mendatang. Dus, tambahan produksi emas bisa berkontribusi pada laba bersih ANTM tahun 2017 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News