kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

ANTM menyalakan pabrik pengolahan


Selasa, 10 Februari 2015 / 07:10 WIB
ANTM menyalakan pabrik pengolahan


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Aneka Tambang, Tbk (ANTM) akhirnya mengoperasikan pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi produk chemical grade alumina (CGA). Pabrik pengolahan bauksit dan alumina yang berlokasi di Tayan, Kalimantan Barat ini diharapkan bisa mendongkrak pendapatan ANTM di tahun depan.

Pabrik dengan nilai investasi US$ 490 juta ini merupakan bagian dari diversifikasi usaha ANTM, menyusul kebijakan larangan ekspor bijih mineral Indonesia. Dengan beroperasinya pabrik tersebut, lini komoditas olahan ANTM bertambah menjadi nikel, emas, perak, batubara, dan alumina. "Ini bisa menjadi pengembangan komoditas hilir yang memberi nilai tambah," ungkap Tato Miraza, Direktur Utama ANTM, Senin (9/2). 

Sekretaris Perusahaan ANTM Tri Hartono menambahkan, tahun ini, pabrik CGA Tayan baru memenuhi 70% kapasitas. Kapasitas penuh baru didapatkan pada tahun depan. Kapasitas proyek CGA ini diperkirakan 300.000 ton per tahun. Rencananya 2/3 dari produksi itu, yakni sebesar 200.000 ton akan diekspor ke pasar Jepang. Sementara sisanya pasar domestik. 

Ketika kapasitas sudah terpenuhi 100% di tahun depan, ANTM bisa meraup tambahan pendapatan US$ 200 juta. "Tahun ini tentu ada tambahan pendapatan dari CGA. Namun, belum bisa dipastikan jumlahnya karena belum kapasitas penuh," ujar dia, kepada KONTAN.

Pabrik CGA Tayan mulai tahap konstruksi sejak tanggal 11 April 2011. Pabrik ini memulai fase commissioning pada tanggal 28 Oktober 2013. Setelah memasuki fase operasi komersial, utilisasi pabrik meningkat bertahap (ramp up) memastikan keselamatan dan kestabilan operasi. 

Proyek ini dioperasikan oleh perusahaan patungan ANTM dengan Showa Denko K.K. (SDK) Jepang, yakni PT Indonesia Chemical Alumina (ICA). ANTM memiliki 80% saham ICA dan sisanya SDK. 

Produk CGA ini bisa diaplikasikan untuk memproduksi bahan pendukung komponen fungsional dan komponen elektronik. Di antaranya refractories, abrasives, produk bangunan, Integrated Circuit (IC) dan bahan untuk LCD screen. "Kalau pabrik CGA beroperasi penuh kami harapkan pendapatan bisa pulih," ujar Tri. 

Menanti PMN

Sepanjang tahun lalu, penjualan bersih ANTM hanya Rp 9,46 triliun, turun 16% dibandingkan tahun 2013. Ini seiring penurunan harga komoditas utama ANTM, yakni nikel dan emas. Kebijakan pemerintah melarang ekspor bijih mineral mentah juga memukul kinerja ANTM.

Penurunan pendapatan menyebabkan pendanaan ANTM terbatas. Makanya, ANTM menanti kucuran dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah. Dana PMN untuk menggarap tiga proyek smelter ANTM yang memiliki nilai investasi US$ 3,34 miliar sekitar Rp 40 triliun.

Tiga proyek dengan duit dari pendanaan PMN adalah perluasan pabrik feronikel Pomalaa,   pembangunan fasilitas pengolahan bijih nikel menjadi feronikel di Halmahera, Maluku Utara (FeNi Haltim) dan proyek smelter grade alumina (SGA) Mempawah, Kalimantan Barat.

Wiliam Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, mengatakan, tekanan harga komoditas mewarnai ANTM, sehingga, perlu mencari nilai tambah dari produk lain. Lydia J Toisuta, Analis JP Morgan, dalam riset 26 Januari 2015, mengatakan, tahun ini, ANTM masih tersandera penurunan harga komoditas terutama dari nikel dan baru menuai performa positif di 2016 saat kapasitas produksi penuh. 

Lydia memprediksi, pendapatan ANTM di tahun ini sekitar Rp 10,57 triliun dan tahun depan  menjadi Rp 12,65 triliun. Dia yakin, tahun ini ANTM bisa membukukan laba bersih Rp 132 miliar. Dengan tambahan kapasitas di tahun 2016, Lydia memperkirakan, ANTM bisa membukukan laba bersih tahun depan sekitar Rp 703 miliar. Kemarin, harga saham ANTM turun 0,48% menjadi Rp 1.035 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×