kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Antam melihat peluang dibalik akuisisi Freeport


Jumat, 13 Juli 2018 / 22:58 WIB
Antam melihat peluang dibalik akuisisi Freeport
ILUSTRASI. EMAS ANTAM


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tinggal selangkah lagi pemerintah melalui PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Sejumlah emiten anggota holding BUMN pertambangan pun mulai menghitung manfaat dibalik akuisisi tersebut.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sepertinya yang memperoleh dampak paling signifikan dibalik akuisisi tersebut. Perusahaan bisa segera merealisasikan mimpinya yang sempat kandas. 

"Potensi yang bisa disinergikan adalah, pengolahan lumpur anoda," ujar Direktur Utama Arie Prabowo Ariotedjo kepada Kontan.co.id, Jumat (13/7). Lumpur anoda atau anoda slime merupakan material sisa pemurnian tembaga. ANTM mampu menyulap lumpur ini menjadi emas batangan.

ANTM sebelumnya sudah mengajak Freeport membangun smelter pada 2016. Lokasinya di Pulogadung. ANTM mengejar porsi kepemilikan 40%. Namun, rencana itu sirna sebab tidak ada kesepakatan harga diantara kedua belah pihak.

Sekarang, ceritanya beda. Jika Freeport resmi menjadi bagian holding pertambangan, ANTM punya ruang yang lebih besar merayu Inalum untuk membuat smelter tembaga.

Wajar jika ANTM ingin segera bergerak cepat membentuk sinergi. Pasalnya, Freeport sudah lebih dulu memiliki smelter tembaga yang menghasilkan anoda slime yang dioperasikan anak usahanya, PT Smelting Gresik.

Smelter itu mampu memproduksi 2.000 ton anode slime yang bisa dikonversi menjadi 20 ton emas per tahun, 10 kali lipat lebih besar dibanding produksi emas ANTM selama ini. Sayang, lumpur berharga itu selama ini diekspor karena belum ada teknologi di dalam negeri yang mampu mengolah lumpur tersebut menjadi emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×