Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Setelah mendapat sentimen positif selama Ramadan-Lebaran. Angin segar bagi sejumlah saham fast moving consumer goods (FMCG) masih berlanjut lantaran prediksi kenaikan permintaan menjelang momentum Idul Adha. Berdasarkan kinerja kuartal I-2024, beberapa saham FMCG dengan kapitalisasi pasar jumbo menunjukkan kinerja yang positif.
Pertama PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalami penurunan penjualan. Meski demikian, UNVR masih mencatatkan pertumbuhan laba pada kuartal I-2024. Penjualan bersih UNVR mencapai angka Rp 10,07 triliun atau turun 4,95% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 10,60 triliun per kuartal I-2023.
Adapun laba bersih UNVR mencapai Rp 1,44 triliun atau naik 3,09% YoY dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya dengan torehan Rp 1,40 triliun.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 4,07% secara YoY menjadi Rp 19,92 triliun di kuartal I-2024 dari sebesar Rp 19,14 triliun pada kuartal I-2023. Sedangkan, laba periode berjalan turun 37,18% YoY dari Rp 4,33 triliun pada kuartal I-2023 menjadi Rp 2,72 triliun di kuartal I-2024.
Adanya penurunan laba berasal dari kenaikan signifikan pada beban keuangan sebesar 266,77 % dari kuartal I-2023 sebesar Rp 463,55 miliar menjadi Rp 1,70 triliun di kuartal I-2024.
Baca Juga: Barisan Emiten Ini Membalikkan Rugi Menjadi Laba, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?
PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menorehkan laba tahun berjalan pada kuartal I 2024 sebesar Rp 1,30 triliun yang naik 76,32% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 737,3 miliar. Kemudian, penjualan bersih MYOR naik menjadi Rp 8,76 triliun dari periode yang sama di tahun sebelumnya dengan besaran Rp 8,45 triliun.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan, kinerja saham-saham dari emiten FMCG sepanjang tahun 2024 cenderung bervariasi. Hal ini seiring dengan sentimen dari perubahan pola konsumsi dan daya beli masyarakat.
Di sisi lain, meningkatnya harga bahan baku dan juga pelemahan nilai tukar Rupiah turut memberikan dampak negatif pada pergerakan saham-saham FMCG.
Menurutnya, Idul Adha tidak memiliki dampak yang signifikan dibandingkan dengan idul fitri. Hal ini karena Idul Fitri cenderung memberikan katalis positif lebih lama dengan adanya momen puasa Ramadan.
“Idul Adha rasanya tidak berdampak banyak, berbeda dengan Idul Fitri dimana ada momen puasanya dengan jangka waktu yang lebih lama,” kata Reza Priyambada kepada Kontan.co.id, Selasa (11/6).
Lebih lanjut, pergerakan saham FMCG selama setahun terakhir variatif dan cenderung sideways. Oleh karenanya, pergerakannya akan bergerak dalam rentang terbatas. Dengan demikian, Reza merekomendasikan trading buy dengan melihat volume perdagangannya.
Baca Juga: IHSG Rawan Melanjutkan Pelemahan pada Rabu (12/6), Pasar Menantikan Hasil FOMC
Senada, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi mengatakan, Idul Adha dinilai akan memicu konsumsi masyarakat, meskipun tidak setinggi Idul Fitri. Kenaikan permintaan ini dapat memberikan dorongan positif terhadap pendapatan emiten FMCG.
“Namun, efeknya mungkin tidak sebesar saat Idul Fitri karena perayaan Idul Adha biasanya lebih sederhana,” kata Reza Fahmi kepada Kontan, Selasa (11/6)
Reza Fahmi melihat, saham-saham FMCG terpengaruh pada sentimen di antaranya inflasi yang tinggi, tren suku bunga yang meningkat, kenaikan harga baku, dan melemahnya rupiah. Ada kenaikan pada beberapa saham FMCG seperti ICBP dan UNVR pada dalam sebulan terakhir menjelang Idul Adha.
Reza Fahmi merekomendasikan untuk buy pada saham ICBP dan MYOR dengan target harga masing-masing sebesar Rp 13.000 dan Rp3.300. Selanjutnya, pelaku pasar dapat hold dengan target harga Rp 4.900.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News