Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menargetkan kenaikan pendapatan 114,28% akhir tahun ini menjadi Rp 3 triliun atau naik dibandingkan 2012 sebesar Rp 1,4 triliun.
Sekretaris Perusahaan KIJA, Muljadi Suganda mengatakan, perseroan juga menargetkan peningkatan laba sebesar 20%-25% dibandingkan realisasi tahun 2012 sebesar Rp 380 miliar.
Namun, target laba bersih itu akan bergantung pada fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Sebab, perseroan tidak melakukan lindung nilai dalam bentuk utang dalam dolar AS.
Muljadi menjelaskan, untuk mencapai target, emiten pengembang kawasan bisnis ini meningkatkan target penjualan yang akan terealisasi, atau marketing sales menjadi Rp 2 triliun dari target semula Rp 1,16 triliun.
Untuk mengejar target, perseroan menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar guna untuk menambah pembelian lahan.
Sebagian besar anggaran capex, kata Mulyadi, digunakan membeli lahan di kawasan industri. Saat ini, perseroan mengincar lahan seluas 1.000 hektare sebagai land bank di kawasan industri Cikarang.
"Capex lahan di Cikarang luasnya tergantung dari harga jual. Kami ada pembebasan lahan," kata Muljadi di Jakarta, Jumat (21/6).
Sebagai catatan, KIJA mengembangkan lahan industri di Cikarang karena harga jual lahan yang terus naik. Manajemen KIJA menargetkan, tahun ini harga lahan industri naik 25%-33% menjadi Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per m².
Menurut data perusahaan sampai Maret 2013, KIJA memiliki lahan atau landbank seluas 1.168 ha di Cikarang. KIJA juga berencana mengembangkan bisnis di Jawa Tengah di lahan seluas 3.000 ha.
Namun pengembangan lahan itu dilakukan setelah pengembangan lahan Cikarang. Sampai dengan Maret 2013, landbank milik KIJA di Jawa Tengah tersedia seluas 134 ha. Sehingga, kontribusi terhadap kinerja perseroan masih mengandalkan pengembangan lahan di Cikarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News