CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Ancaman tarif Trump membuat dolar keok, investor memburu aset safe haven


Jumat, 02 Agustus 2019 / 16:20 WIB
Ancaman tarif Trump membuat dolar keok, investor memburu aset safe haven


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - LONDON. Ancaman Amerika Serikat (AS) untuk mengenakan tarif baru pada barang impor asal Tiongkok mendorong mata uang safe haven yakni yen Jepang menguat ke level tertinggi lima minggu terhadap dolar AS. Yen juga berada di level tertinggi dalam dua setengah tahun terhadap poundsterling.

Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10% pada barang-barang dari China senilai US$ 300 miliar pada 1 September 2019. Pernyataan Trump disampaikan setelah juru runding AS kembali dari pembicaraan perdagangan di Shanghai dan melaporkan tidak ada kemajuan. Trump mengklaim China telah gagal memenuhi janji yang dibuat dalam pembicaraan sebelumnya.

Baca Juga: China Akan Membalas Jika Trump Mengenakan Tarif Baru

Yen naik 0,4% menjadi 106,95 terhadap dolar AS pada Jumat (2/8), level terkuat sejak 25 Juni 2019. Sedangkan terhadap poundsterling, yen naik 0,6% ke 129,61, level terkuat sejak November 2016.

"Ada langkah spekulatif untuk menguji penurunan dolar terhadap yen, tetapi itu menemui banyak tawaran permintaan riil," kata Yukio Ishizuki, ahli strategi valuta asing di Daiwa Securities di Tokyo seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Trump effect juga menenggelamkan mata uang Asia, performa rupiah terburuk

Menurut dia, pernyataan Trump telah memberi banyak alasan untuk pindah ke perdagangan berisiko. Perang perdagangan akan menjadi fokus untuk beberapa waktu mendatang.

Sebagian besar pelaku pasar tetap waspada terhadap poundsterling, khawatir kemungkinan Brexit yang kacau tumbuh setelah Boris Johnson mengambil alih kursi Perdana Menteri Inggris pada bulan lalu.

Baca Juga: Gara-gara satu cuitan Trump, rusak pasar saham sedunia

Pedagang akan mengamati hasil survei construction purchasing managers' index (PMI) Inggris yang diumumkan malam ini. Menurut para ekonom yang disurvei Reuters, PMI diperkirakan akan naik ke level 46 di Juli 2019 dari 43,1 pada Juni 2019.

Sementara mata uang euro bergerak stagnan terhadap dolar AS pada level US$ 1,1091, Jumat (2/8).

Baca Juga: Trump ancam kenakan tarif baru ke China, peluang pemangkasan bunga The Fed terbuka

Data terbaru penambahan lapangan kerja non pertanian atau non-farm payroll AS akan menjadi perhatian pasar. Para ekonom memperkirakan non-farm payroll akan bertambah 164.000 pekerjaan pada Juli 2019, dari sebanyak 224.000 pekerjaan pada Juni 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×