Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mata uang euro selama sepekan terakhir melemah cukup dalam terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Posisi euro bahkan sempat menyentuh posisi 1,4316 dollar/euro. Pada pukul 08.30, nilai tukar euro kembali melemah di posisi 1,4341 dollar dari 1,4365 di hari sebelumnya.
Putu Andiwijaya, Dealer Forex Global MArket PT Bank BRI menerangkan, ada hal-hal yang menyebabkan anjloknya euro sepekan belakangan ini.
Pertama, Bank Sentral Eropa (ECB) memberikan sinyal tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat karena pertimbangan krisis utang eropa yang kian bertambah buruk. "Bahkan ada rumor yang berkembang bahwa Yunani akan lepas dari Uni Eropa," kata Putu.
Kedua, data ekonomi terakhir yang dirilis Jerman menunjukkan angka negatif. "Data tentang pemesanan pabrik Jerman yang turun 0,4% untuk bulan April 2011," tambah Putu lagi.
Secara teknikal, pergerakan euro terhadap dollar memang sudah menguat terlalu tinggi dan sentimen negatif memicu investor melakukan profit taking agar tidak kehilangan keuntungan. Catatan saja, posisi euro mencapai level tertingginya terhadap dollar di level 1,4830 pada 2 Mei lalu. Jika dihitung, sampai hari ini, euro sudah keok sekitar 3,4% dari level tertingginya.
Saat ini pun, euro sudah melampaui level supportnya. "Saatnya beli untuk investor," jelasnya. Putu melihat, pergerakan euro akan terus menguat sampai akhir semester I ini. Ada kemungkinan, euro mencoba menembus level resistance di 1,5 dollar AS pada akhir kuartal II ini.
Dia beralasan, selama The Federal Reserve (FED) belum menaikkan suku bunga dan selama dana quantitative easing masih tersebar di pasar global, maka posisi euro masih unggul terhadap dollar AS. "Fundamental Eropa memang buruk, tapi tidak lebih buruk dari fundamental ekonomi AS," kata Putu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News