Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor tambang sempat menjadi jawara di bursa efek tahun ini. Kinerja sektor saham ini meroket terdorong kenaikan harga komoditas.Tapi di Agustus lalu, harga saham-saham tambang merosot. Indeks saham tambang bahkan mencetak kinerja paling buruk, merosot 5,15% sepanjang Agustus.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan, penurunan harga saham emiten sektor pertambangan di bulan lalu dikarenakan adanya kenaikan tajam di awal tahun ini.
Namun, Juan bilang prospek saham tambang ke depan masih menarik karena harga komoditas masih pada level yang tinggi.
"Selain itu, pada semester II 2018 ini kondisi cuaca sudah mendukung emiten-emiten untuk menggenjot produktivitas dibanding dengan semester sebelumnya," ungkapnya, Senin (3/9).
Juan menambahkan bahwa untuk emiten batubara sebagai mayoritas industri sektor tambang akan mendapat keuntungan dari pelemahan rupiah.
"Karena sebagian besar pendapatan berasal dari ekspor serta mendapat sentimen positif dari domestik dengan ditambahnya level ekspor sebesar 100 juta ton," ungkapnya.
Meski banjir sentimen positif di masa mendatang, Juan menyarakan agar investor wait and see terlebih dahulu atas sepuluh saham di sektor pertambangan tersebut. "Sebaiknya wait and see dulu sembari mengincar di area support, atau menanti harga sahamnya naik lagi," tambahnya.
Tercatat ada sepuluh saham pertambangan yang merosot sampai hari ini. Di posisi pertama ada saham PT Citata Tbk (CTTH) yang turun sebesar 25,21%. Di posisi kedua ada saham PT Atlas Resources Tbk (ARII) yang turun sebesar 23,92%. Di posisi ketiga ada saham PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) yang turun sebesar 20,02%.
Di posisi keempat ada saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) yang turun sebesar 19,84%. Di posisi kelima ada saham PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) yang turun sebesar 14,77%.
Di posisi keenam dan ketujuh ditempati oleh PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) yang masing-masing turun sebesar 13,04% dan 12,07%. Di posisi delapan dan Sembilan diduduki oleh PT PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) yang masing-masingnya turun sebesar 12,12% dan 11,96%. Sedangkan posisi paling buncit menjadi milik PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang mengalami penurunan harga sebesar 11,72%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News