Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto
Karena sebagian besar pendapatan dari bisnis petrokimia, yang harus diperhatikan yaitu kinerja dari TPIA anak usaha yang bergerak di petrokimia. Kinerja keuangan TPIA tahun kemarin sangat bagus, pendapatan dan laba bersih masing-masing tumbuh 40% dan 1041%. #
Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu peningkatan produksi pasca peningkatan kapasitas, peningkatan utilitas dan optimalisasi portofolio. "Optimalisasi portofolio terlihat dari kenaikan penjualan olefin yang signifikan sebesar 256%. Olefin berkontribusi sebesar 31.6% dari total pendapatan penjualan TPIA," paparnya.
Ke depan diperkirakan kinerja TPIA akan semakin membaik mengingat terjadi peningkatan permintaan dalam negeri, dan perseroan juga terus melakukan ekspansi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini tercermin dari pembangunan pabrik olefin baru berkapasitas 1 juta ton per tahun dengan investasi senilai US$ 2.4 miliar yang akan selesai pada 2021.
Reza menuturkan bahwa selama setahun ke belakang saham BRPT naik cukup signifikan dari Rp 360 per saham pada 25 April 2016 menjadi Rp 3.260 pada 21 April 2017. Kenaikan ini disebabkan pelaku pasar menilai kinerja BRPT akan membaik dengan masuknya ke bisnis petrokimia dan saat ini akan masuk ke bisnis energy.
Untuk itu Reza merekomendasikan overweight dengan target harga Rp 4.000. Sementara Raphon merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.570 dan Riska merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.520
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News