Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Reksadana campuran bisa menjadi salah satu alternatif investasi tahun ini. Analis Infovesta Beben Feri Wibowo memperkirakan reksadana campuran bisa membagikan rata-rata return 9,4%-11,6% sepanjang tahun ini.
Beben optimistis, produk ini masih berprospek menarik. Kinerja reksadana campuran akan ditopang oleh kondisi ekonomi makro yang membaik dibandingkan dengan kondisi tahun lalu. Hal tersebut terlihat dari nilai tukar rupiah dalam dollar Amerika Serikat (AS) yang masih masuk dalam hitungan APBN 2016 sebesar Rp 13.900 per dollar AS.
"Bahkan rupiah cenderung menguat dengan kisaran pergerakan Rp13.100-Rp13.200 per dollar AS," ujar dia, Jakarta, Senin (25/4)
Di samping itu, reksadana campuran juga akan ditopang oleh kinerja aset dasar yakni pasar saham serta obligasi yang masih mencatatkan kinerja positif. Di mana, pasar saham tercatat berkinerja 7%, obligasi korporasi sekitar 3,33% dan surat utang negara (SUN) 7,05%.
"Di pasar saham, investor asing masih mencatatkan net buy Rp 6,34 triliun dan kepemilikan investor asing di SBN (surat berharga negara) per 21 April masih tetap tumbuh sebesar 11,6%," ujar Beben.
.
Praska Putrantyo, analis Infovesta Utama mengatakan kinerja reksadana ccampuran akan ditopang oleh pemerintah dan bank sentral yang terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter longgar. Kondisi tersebut berdampak positif pada kinerja pasar saham maupun obligasi.
"Hal itu terlihat pada derasnya arus dana investor asing ke kedua pasar tersebut serta menguatnya kurs rupiah terhadap dollar AS," ujar Praska
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News