Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Aksi kepolisian menyegel gudang beras milik PT Indo Beras Unggul menyita perhatian pasar. Pasalnya, gudang milik anak usaha PT Tigas Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), itu diduga menjadi tempat praktik curang dalam usaha.
AISA diduga menjual beras medium bersubdsidi seharga beras premium. Harga saham AISA langsung rontok pagi ini. Harga saham AISA anjlok Rp 360 atau 24,92% ke level Rp 1.205 per saham pada perdagangan sesi satu.
Reza Priyambada analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, adanya kasus ini tentu menjadi berita negatif bagi perusahaan. PT Indo Beras Unggul merupakan entitas yang dimiliki AISA secara tidak langsung melalui anak usaha PT Dunia Pangan. "Pelaku pasar tanpa melakukan justifikasi di lapangan, langsung menganggap emiten AISA buruk karena terkait kasus hukum dimana hal serupa pernah menimpa emiten APLN, DGIK, bahkan Grup MNC yang pernah terserempet masalah hukum," terang Reza dalam keterangan yang diterima KONTAN, Jumat (21/7).
Menurut Reza, itu fenomena yang wajar terjadi dalam dinamika persahaman. Sentimen ini tentu akan terus ada hingga adanya kejelasan dari manajemen untuk kelangsungan operasional perusahaan. "Asumsinya, jika PT Indo Beras Unggul ditutup operasionalnya apakah nanti AISA akan mengalihkan produksinya ke tempat lain? Masih ada PT Tani Unggul Usaha, PT Swasembada Tani Selebes, maupun anak dan cucu usaha lainnya," kata dia.
Meski masih ada tekanan jual, penurunan harga saham AISA ini tertahan oleh autorejection bawah. "Ini terjadi karena aksi panic selling investor," kata Achmad Yaki analis BCA Sekuritas kepada KONTAN, Jumat (21/7).
Sejak April hingga saat ini, harga saham AISA juga cenderung menunjukkan tren bearish. Menurut Yaki,e fek pemberitaan negatif tersebut akan berakhir sampai dengan adanya kejelasan dari manajemen. "Kemungkinan akan sampai beberapa hari ke depan. Sampai dengan ada kejelasan manajemen lewat konferensi pers atau keterbukaan informasi," kata dia.
Bila nanti pemeriksaan penegakan hukum membuktikan bahwa AISA bersalah, maka kemungkinan saham AISA akan melanjutkan tren bearish. Namun, bila sebaliknya bila terbukti tidak bersalah, saham AISA ada potensi penguatan atau ada teknikal rebound. "Tapi kalau sudah masuk ke pusat (kepolisian pusat), berarti kasus besar," lanjutnya.
Yaki menambahkan, saat ini investor cenderung mencari posisi aman. Hal itu nampak dari aksi jual saham yang telah terjadi. Achmad juga mencermati kehadiran pemain beras lainnya di pasar modal yakni PT Buyung Putra Sembada Tbk (HOKI) yang menjadi pesaing AISA.
Reza merekomendasikan trading sell AISA dengan support Rp 1.150-Rp 1.165 dan resistance Rp 1.390-Rp 1.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News