kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis rekomendasikan beli saham PTPP, WIKA, WSKT


Rabu, 14 Maret 2018 / 00:00 WIB
Analis rekomendasikan beli saham PTPP, WIKA, WSKT
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gencarnya pembangunan infrastruktur pemerintah terbukti bisa mengerek naik kinerja emiten konstruksi. Analis memprediksikan tahun 2018 kinerja emiten konstruksi tetap aman.

Beberapa emiten konstruksi telah merilis laporan kinerja keuangan periode satu tahun penuh 2017. Empat di antaranya adalah emiten konstruksi dalam daftar LQ45, yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Sebagai gambaran, empat emiten tersebut rata-rata mencatat kenaikan laba sebesar 74,75% year on year (yoy) di 2017. Pendapatan empat emiten tersebut rata-rata naik 52,26% yoy 2017.

Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan menilai, pertumbuhan kinerja keuangan emiten konstruksi terdorong oleh peningkatan jumlah pengerjaan proyek. Hal ini khususnya terkait fokus pemerintah dalam pembangunan infrastruktur.

“Kapasitas perusahaan terpakai penuh. Margin perusahaan semakin besar dan pertumbuhan perusahaan juga lebih tinggi,” ujar Alfred, Selasa (13/3).

DHI misalnya, margin laba kotor naik dari 10,08% di 2016 menjadi 13,57% di 2017. “Kinerja yang bagus sudah diprediksi dari awal karena banyaknya proyek pemerintah,” tambah Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee.

Meski demikian, Hans tak menampik bahwa ada proyek-proyek di luar proyek pemerintah yang turut berkontribusi untuk kinerja emiten konstruksi. Hal ini seiring perbaikan perekonomian Indonesia.

Tahun ini, Alfred menyebut kinerja emiten sektor konstruksi masih akan outperform. Ia optimistis sektor konstruksi akan catat pertumbuhan di atas rata-rata industri. Dalam proyeksi Alfred, beberapa emiten konstruksi punya pertumbuhan laba bersih 35%-40% di tahun 2018.

“Melihat contract on hand dan target kontrak emiten karya sektor konstruksi sangat prospektif. Mereka tak sulit lagi cari proyek, tinggal pastikan urusan teknis dan pendanaan berjalan lancar,“ ujar Alfred.

Meski sepakat emiten konstruksi masih akan catat kinerja cemerlang, Hans memperkirakan pertumbuhan kinerja yang dicatat emiten konstruksi di 2018 tak setinggi di 2017. “Proyek pemerintah akan banyak selesai jelang tahun pemilu,” tutur Hans.

Tahun 2017 lalu, emiten konstruksi dihadapkan dengan tantangan arus kas yang terganggu aikibat sistem pembayaran proyek. Namun, Alfred dan Hans sepakat bahwa tahun ini tantangan di sisi arus kas akan berkurang. Semakin banyak proyek selesai, akan semakin banyak pembayaran yang diterima.

Hans melihat, saat ini justru muncul tantangan lain, yakni dari sisi nilai tukar rupiah. Jika nilai tukar rupiah terus melemah, beberapa emiten konstruksi menurutnya bisa terdampak. Pasalnya beberapa bahan baku emiten konstruksi masih import.

Alfred menambahkan, isu kecelakaan kerja juga patut jadi perhatian emiten konstruksi. Menurut Alfred, ada masanya fokus pemerintah berubah dari infrastruktur ke sektor lain. Saat itu emiten konstruksi harus mencari pasar lain baik di dalam maupun luar negeri. “Karena itu kredibilitas harus dibangun sebagai portfolio,” tambah Alfred.

Tahun lalu, Hans mencatat saham emiten konstruksi sempat turun. Dengan membaiknya arus kas, Hans optimistis saham emiten konstruksi akan naik. Alfred memprediksikan, rata-rata emiten konstruksi BUMN akan mencatat return 30% tahun ini.

Saat ini, Hans merekomendasikan beli saham PTPP dengan target harga Rp 4.000 di 2018. Saham emiten konstruksi lain yang juga menarik dikoleksi baginya adalah WSKT dengan target harga Rp 3.000 di 2018, dan WIKA dengan target harga Rp 2.900 di 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×