kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Analis Rekomendasi Beli, Meski Bukan Blue Chip Harga Saham Ini Naik 10% Sepekan Lalu


Senin, 29 Juli 2024 / 07:38 WIB
Analis Rekomendasi Beli, Meski Bukan Blue Chip Harga Saham Ini Naik 10% Sepekan Lalu
ILUSTRASI. Analis Rekomendasi Beli, Meski Bukan Blue Chip Harga Saham Ini Naik 10% Sepekan Lalu


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis rekomendasi beli saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG). Meski bukan termasuk saham blue chip, harga saham TAPG dalam tren naik belakangan ini. Bahkan, sepanjang pekan lalu harga saham TAPG melesat 10%.

Harga saham TAPG pada perdagangan Jumat 26 Juli 2024 ditutup di level 645, naik 20 poin atau 3,20% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama perdagangan 5 hari terakhir, harga saham TAPG terakumulasi bertambah 60 poin atau 10,26%.

Dengan tambahan itu, sejak awal tahun 2024 lalu harga saham TAPG telah meningkat 100 poin atau 18,35%.

Di tengah tren kenaikan itu, Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama Kiswoyo Adi Joe  merekomendasikan beli untuk saham TAPG dengan target harga Rp 850 per saham hingga akhir tahun 2024 ini.

Menurut Kiswoyo, TAPG memiliki prospek kinerja yang bagus pada tahun ini. Hal tersebut akan memacu keuntungan bisnis TAPG yang sejauh ini meningkat.

Melansir laporan keuangan, pada semester I 2024, TAPG membukukan laba bersih Rp 955,34 miliar, melonjak 103,35% jika dibandingkan periode sama 2023 yaitu Rp 469,80 miliar.

TAPG juga mencatat pendapatan sebesar Rp 4,07 triliun pada semester I 2024 atau meningkat 7,95% jika dibandingkan periode sama pada 2023 sebesar Rp 3,77 triliun. 

Presiden Direktur TAPG Tjandra Karya Hermanto mengatakan, Oil Extraction Rendemen (OER) yang tinggi ditambah harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang juga berada pada level tinggi menjadi faktor pertumbuhan laba bersih perseroan.

“Harga CPO pada semester I 2024 berada pada level yang relatif tinggi karena pasokan minyak nabati dunia belum meningkat signifikan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (26/7).

Dari segi operasional, imbas El Nino yang terjadi tahun lalu masih memberikan efek pada semester pertama 2024.

Baca Juga: Triputra Agro Persada (TAPG) Cetak Kinerja Moncer di Semester I-2024, Ini Penyebabnya

Sepanjang semester I 2024, TAPG berserta entitas asosiasi berhasil memproduksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 1,39 juta ton, koreksi 2% dibandingkan periode serupa tahun lalu. Namun secara kuartalan, produksi TBS TAPG tumbuh 4%.

Sementara, produksi CPO di semester I 2024 turun 3% yoy ke 445 ribu ton, serta produksi palm kernel sebanyak 91.00 ton.

Menurut Tjandra, TAPG bakal tetap fokus pada good agricultural practices dan infrastruktur pendukung guna kelancaran produksi dan delivery dalam segala kondisi iklim pada paruh kedua tahun 2024.

TAPG meyakini proporsi produksi di tahun 2024 akan mulai meningkat dimulai pada kuartal III. Produksi di semester II 2024 juga diyakini akan lebih tinggi dibandingkan semester I, karena akan memasuki fase panen raya dan iklim yang lebih kondusif akibat La Nina.

TAPG juga optimistis harga CPO akan tetap stabil pada level yang tinggi dengan permintaan yang juga baik, terutama berasal dari negara-negara konsumen CPO dan program biodiesel di Tanah Air.

“Melalui pencapaian produksi di saat harga masih berada pada level yang tinggi, perseroan tetap optimis dapat mencatat pertumbuhan kinerja positif sampai akhir tahun,” kata Tjandra.

Pertumbuhan pendapatan TAPG di paruh pertama tahun 2024 ditopang rata-rata harga CPO yang meningkat hingga 7%. Perseroan juga berhasil menekan beban pokok produksi sebesar 5,36% ke Rp 2,82 triliun.

“Penurunan beban pokok produksi terutama ditopang penurunan harga pupuk,” imbuhnya.

Menurut Kiswoyo, lonjakan laba TAPG bukan disebabkan oleh kenaikan produksi, melainkan meroketnya harga CPO di paruh pertama tahun 2024.

Kenaikan harga CPO itu disebabkan produksi CPO global yang menurun, padahal kebutuhan dan permintaan masih sama. Di Indonesia, produksi CPO secara historis memang rendah pada awal tahun.

“Produksi TAPG tidak banyak, karena masih awal tahun. Tetapi, harga CPO naik tinggi,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (26/7).

Namun, harga CPO masih fluktuatif. Di sisi lain, di Indonesia akan ada musim panen raya CPO sepanjang paruh kedua tahun 2024. “Dengan adanya panen raya, bisa jadi harga CPO nanti kembali turun,” kata Kiswoyo.

Terkait lonjakan laba bersih TAPG di semester I 2024, Kiswoyo melihat penyebabnya adalah turunnya harga pupuk yang membuat beban operasional berkurang.

TAPG juga kemungkinan akan mengalami peningkatan produksi di semester II lantaran sudah masuk musim panen. Hal itu juga ditambah faktor usia tanaman sawit TAPG yang berada di usia prima, yaitu sekitar 15 tahun.

“Kalau TAPG bisa mempertahankan pertumbuhan, kemungkinan berasal dari banyaknya jumlah produksi. Karena, harga CPO masih belum bisa diprediksi akan naik atau turun di semester II nanti,” tuturnya

Baca Juga: Identik Dengan Blue Chip, Inilah Daftar Terbaru Indeks LQ45 Agustus-Oktober 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×