kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Analis: Pre-sales lemah, hold saham SMRA


Rabu, 30 Agustus 2017 / 20:40 WIB
Analis: Pre-sales lemah, hold saham SMRA


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Kinerja PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) masih belum menunjukkan peningkatan. Nilai pre-sales atau pra penjualan per Juli 2017 tercatat sebesar Rp 1,54 triliun, turun 20,22% secara year-on-year (yoy).

Akhmad Nurcahyadi mencatat, pencapaian pre-sales pada periode tersebut tidak jauh berbeda dengan pencapaian di periode yang sama tahun 2016 yang turun 26,58%.

Menurut Akhmad, kinerja sektor yang masih belum menunjukkan perbaikan mendorong SMRA menurunkan target pre-sales dari Rp 4,5 triliun menjadi Rp 3,8 triliun. "Kemampuan merealisasikan back log dan penurunan target pre-sales menjadi dua sentimen negatif saham SMRA," katanya dalam riset 28 Agustus 2017.

Itu sebabnya, Akhmad merekomendasikan hold saham SMRA dengan target harga Rp 1.110 per saham.

Sementara, analis Kresna Sekuritas Filbert Anson melihat, kinerja SMRA selama semester pertama mencatatkan pertumbuhan, namun dibarengi dengan penurunan keuntungan. Tercatat pendapatan SMRA naik 14,5% yoy. Namun, laba kotor turun 0,3% dan laba operasi merosot 20,3%, sehingga perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 26 miliar.

"Revenue memang naik, tetapi gross profit tidak naik karena margin yang berkurang," kata Filbert, Rabu (30/8). Margin berkurang disebabkan kenaikan porsi pendapatan dari penjualan apartemen yang memiliki margin lebih kecil dibandingkan penjualan rumah tapak.

Selain itu, gross margin dari setiap produk juga menurun. "Menurut saya hal ini karena developer tidak bisa menaikkan harga jual properti karena pasar sedang lesu," paparnya.

Lanjut Filbert, pre-sales SMRA juga masih turun, karena pasar properti masih lemah pada awal tahun ini. Ia memperkirakan, pra penjualan SMRA akan cenderung flat di tahun ini. Walau peluang perbaikan tentu masih ada dengan langkah perusahaan yang akan banyak meluncurkan produk baru pada semester II 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×