kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah katalis positif & negatif kinerja SMRA


Rabu, 30 Agustus 2017 / 20:36 WIB
Inilah katalis positif & negatif kinerja SMRA


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Penurunan suku bunga acuan Indonesia bisa jadi katalis positif pendorong kinerja emiten di sektor properti, seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Menurut Filbert Anson, analis PT Kresna Sekuritas kinerja SMRA ke depan akan didukung katalis positif yang datang dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Katalis positif juga datang dari penurunan suku bunga KPR bank karena suku bunga suku bunga acuan Bank Indonesia 7 days reverse repo rate turun secara signifikan sejak 2016.

Senada dengan Filbert, Akhmad Nurcahyadi, analis Samuel Sekuritas berpendapat, turunnya suku bunga acuan BI bisa menaikkan optimisme pasar, mendorong permintaan dan meningkatkan profil konsumen menggunakan KPR. Namun demikian untuk sementara Akhmad belum mengubah rekomendasi hold untuk SMRA dengan target harga Rp 1.110 per saham.

Menurut Filbert, SMRA memiliki landbank besar di Makassar seluars 340 hektare dan di Bogor seluas 404 hektare yang belum dikembangkan. "Landbank ini akan menjadi potensi growth yang besar ke depannya, terutama jika pasar properti sudah membaik," kata Filbert kepada KONTAN, Rabu (30/8). Filbert menilai, valuasi SMRA sangat menarik di harga sekarang, meski performa kinerja masih belum pulih.

Katalis negatif muncul dari berkurangnya akuisisi tanah yang bisa dilakukan karena perlambatan pre-sales. "Karena rasio debt to equity yang terus naik sampai mendekati 1 kali, perusahaan telah mengurangi pembelian tanah," kata Filbert. Selain itu, jika penjualan tidak membaik, margin bisa terus tergerus dan menyebabkan net profit mengecil.

Harga saham SMRA yang turun sudah mencerminkan ekspektasi investor yang sangat rendah. "Pre sales pada semester II 2017 kami perkirakan akan lebih baik dari semester I 2017 dan ini bisa menjadi katalis untuk kenaikan harga saham SMRA," kata Filbert yang merekomendasikan buy pada SMRA di target harga Rp 1.500 per saham.

Hari ini, harga saham SMRA turun 0,47% ke level Rp 1.055 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×