Reporter: Agustinus Respati | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PP Properti Tbk. (PPRO) mendapatkan rating BBB+ / negatif dari Fitch Rating Indonesia. Hal ini berarti obligasi PPRO layak investasi. Padahal, dalam tiga bulan terakhir indeks harga saham emiten ini turun 24,20%. Pada hari ini saja, Jumat (5/7), indeks harganya terkoreksi 0,83% menjadi Rp 119 per saham.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, terjadi penurunan kinerja laba bersih PPRO sebesar Rp 42,1 Miliar year on year (yoy) pada laporan keuangan PPRO di kuartal I-2019. Di periode yang sama tahun lalu, PPRO mencatatkan laba bersih sebesar Rp 95,3 Miliar.
Nafan menjelaskan penurunan itu dipengaruhi oleh kinerja pendapatan perseroan yang semula Rp 642,2 Miliar, merosot Rp 2,134 Miliar, menjadi Rp 428,8 Miliar (yoy)
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2019 sebesar 5,07%. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur sebesar 5,51% pada kuartal yang sama. “Ini merupakan peluang, PPRO harus mampu mengoptimalkannya untuk menggarap berbagai proyek strategis di Jawa Timur,” ujar Nafan.
Sementara itu, penurunan laba bersih perusahaan sebesar 44,17% (yoy) membuat para pelaku pasar cenderung wait and see. Nafan menambahkan situasi politik sejak awal 2019 membuat masyarakat juga lebih menahan diri untuk tidak berinvestasi pada sektor properti.
Menurut Nafan, PPRO pada semester II-2019 berencana menaikkan target penjualan sebesar 16%. Demi tercapainya target tersebut, PPRO terus mempercepat pengerjaan proyek di Surabaya dan Malang.
PPRO menargetkan harga saham mereka ada di kisaran Rp 200 per saham. PPRO sekarang sedang memasuki fase akumulasi dalam rangka pembentukan pola uptrend. Pada Jumat, (5/7), PPRO memiliki PER 39.67 kali. Meskipun demikian, Nafan tetap merekomendasikan untuk membeli saham ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News