kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Penurunan harga minyak dunia hanya bersifat sementara


Jumat, 31 Januari 2020 / 18:32 WIB
Analis: Penurunan harga minyak dunia hanya bersifat sementara


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia terus mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir. Mengutip Bloomberg, Jumat (31/1) pukul 17.54 WIB harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2020 ada di US$ 52,38 per barel, naik 0,46% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 52,14 per barel.

Namun, bila menghitung selama sepekan, harga minyak telah turun 3,34% dari akhir pekan lalu yang ada di US$ 54,19 per barel.

Baca Juga: Pasokan melimpah, harga minyak melorot

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebut penurunan ini sebenarnya hanya bersifat situasional. Turunnya harga minyak dunia tidak terlepas dari merebak dan tak kunjung selesainya penyebaran virus corona.

“Salah satu dampak virus corona adalah menurunnya jumlah wisatawan domestik di China. Padahal saat tahun baru Imlek, jumlah wisatawan domestik mengalami peningkatan,” jelas Ibrahim ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (31/1).

Lebih lanjut, implikasi penurunan jumlah wisatawan domestik adalah ikut menurunnya jumlah penggunaan bensin dan solar. Sebab wisatawan domestik China dalam masa liburannya akan lebih intensif menggunakan mobil sehingga meningkatkan jumlah permintaan minyak dunia.

“China sebagai importir minyak terbesar di dunia pada akhirnya menurunkan jumlah permintaan minyaknya. Dan imbasnya adalah terjadinya oversupply, oleh sebab itu harga minyak terus turun dalam beberapa pekan ke belakang,” tambah Ibrahim.

Ibrahim juga menyebut terdapat ancaman lain yang membayangi harga minyak imbas dari wabah virus corona. Ancaman lain yaitu perlambatan ekonomi global akibat adanya prediksi yang menyebut PDB China yang akan turun 1,2%.

“Jika PDB China benar menyentuh 4,8%, China akan terkena krisis ekonomi. Krisis yang berujung meningkatkan jumlah pengangguran sekaligus menurunkan kembali jumlah permintaan minyak,” jelas Ibrahim.

Baca Juga: Harga minyak terangkat pernyataan WHO yang menentang pembatasan perjalanan ke China

Meski tengah diselimuti sentimen negatif, terdapat secercah harapan yang bisa mengangkat harga minyak dunia. Kabarnya, imbas wabah corona, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah mempertimbangkan merevisi perjanjian dagang fase pertama dengan China.

“Prediksi yang beredar, revisinya akan menghapus bea impor. Jika benar, jelas akan menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga minyak. Tapi sejauh ini, minyak sebenarnya dalam track lebih baik dibanding tahun lalu, corona sedikit menghambat tren tersebut,” jelas Ibrahim.

Akibat wabah virus corona, Ibrahim memprediksi pada pekan depan harga minyak dunia akan sangat mungkin menyentuh US$ 50 per barel. Sementara hingga akhir kuartal I-2020, Ibrahim memproyeksikan minyak dunia akan berada pada level US$ 47,50 per barel-US$ 60.00 per barel. Sedang untuk akhir tahun akan ada di kisaran US$ 60-an per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×