kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Analis: New normal belum berdampak ke pasar modal


Rabu, 10 Juni 2020 / 21:43 WIB
Analis: New normal belum berdampak ke pasar modal
ILUSTRASI. Dampak kenormalan baru ini belum terasa di pasar modal.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat Indonesia secara bertahap mulai memasuki era new normal atau kenormalan baru. Akan tetapi, dampak kenormalan baru ini belum terasa di pasar modal.

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengamati, pelaku pasar sebenarnya masih wait and see terhadap kenormalan baru. Sebab, pelaku pasar merasa penerapan kenormalan baru masih belum jelas.

"Investor dari dalam negeri belum terlalu masuk, sehingga pasar modal kita naiknya belum terlalu tinggi," kata Teguh kepada Kontan.co.id, Rabu (10/6).

Baca Juga: Wall Street turun, Nasdaq mencetak rekor tertinggi lagi

Adapun penguatan di pasar modal lebih dipengaruhi dari sentimen global. Beberapa hari yang lalu IHSG cenderung menguat karena bursa global cenderung yang mayoritas menghijau 20% hingga 30% dari titik terendah.

Akan tetapi, lanjut Teguh, kenormalan baru dapat menjadi sentimen positif ketika mulai terlihat hasilnya, setidaknya untuk sebulan ke depan.

Tidak jauh berbeda, Analis Director Research & Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengaggap kenormalan baru ini belum bisa menjadi sentimen pendorong di pasar modal.

Menurut Nico, penerapan kenormalan baru dinilai terlalu dini mengingat kasus pandemi Covid-19 belum membaik. Sehingga ketika terjadi penambahan kasus Covid-19 di tengah era kenormalan baru, pelaku pasar cenderung kehilangan harapan dan ekspektasi. Pasar diprediksi baru akan pulih di jangka menengah dan jangka panjang, sekitar enam bulan hingga 12 bulan.

Baca Juga: IHSG diprediksi melemah lagi pada Kamis (11/6), ini sebabnya

Kedua analis itu menganggap, level 5.000 yang sempat disentuh IHSG beberapa hari lalu menjadi level psikologis. Adapun Teguh memperkirakan IHSG bakal bergerak di sekitar level 5.000 hingga 5.200. Kalau mengalami koreksi, kemungkinan IHSG akan di kisaran Rp 4.900.

Sementara secara teknikal, Nico melihat IHSG memungkinkan menguat setelah terkoreksi terlebih dahulu. "Indeksnya sudah overbought, sehingga ada penurunan terlebih dahulu," imbuh Nico. Yang perlu diwaspadai adalah setelah masa penurunan itu akankah IHSG terus terkoreksi atau justru sebaliknya.

Masih perlu protokol krisis di era kenormalan baru



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×