kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis lebih pilih buy saham HRUM, ini alasannya


Rabu, 17 Mei 2017 / 19:51 WIB
Analis lebih pilih buy saham HRUM, ini alasannya


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Emiten batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM) membukukan kinerja yang gemilang pada kuartal I-2017. Tercatat pertumbuhan laba bersih emiten ini tumbuh mencapai lebih delapan kali lipat menjadi US$ 12,65 juta dari periode sama tahun sebelumnya US$ 1,32 juta.

Kinerja HRUM semakin gemilang karena sahamnya masuk dalam jajaran daftar saham pada indeks Morgan Stanley Capital Internasional (MSCI). Dengan masuknya pada kategori MSCI Global Small Cap Indexes maka volume perdagangan dan likuiditas HRUM cukup besar, sehingga peluang kenaikan harganya cukup besar.

Analis OSO Sekuritas, Riska Afriani menilai masuknya HRUM ke dalam MSCI bisa menjadi katalis positif. Ini bisa menjadi pendorong naiknya saham HRUM tahun ini, dan akan menumbuhkan kepercayaan investor. "Saham yang masuk dalam MSCI dijadikan acuan fund manager asing/investor asing dalam pemilihan saham," ujar Riska kepada KONTAN, Rabu (17/5).

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Kurniawan Sudjatmiko bilang terkait melambungnya laba bersih, itu sejalan dengan kenaikan pendapatan HRUM yang tumbuh 79,2% menjadi US$ 78,68 juta dari sebelumnya US$ 43,90 juta. "Selain karena pendapatan lebih tinggi, juga kerana biaya operasional yang lebih rendah," ujar Kurniawaan dalam risetnya pada 8 Mei 2017.

Senada, Analis Mandiri Sekuritas, Ariyanto Kurniawan bilang penurunan biaya operasional sebesar 13% year on year (yoy) membuat laba bersih HRUM melambung tinggi. Selain itu ditunjang oleh penjualan batubara yang lebih tinggi menjadi 1,2 juta ton tumbuh 33,3% dari tahun sebelumnya, ditambah lagi adanya kenaikan harga rata-rata batubara atau average selling price (ASP) naik 28% year on year (yoy).

Lebih lanjut Kurniawan memaparkan naiknya pendapatan HRUM disebabkan meningkatnya penjualan batubara sebesar 71,4% menjadi 1,2 juta ton dibanding tahun sebelumnya 0,7 juta ton.

Hebatnya, produksi ini dicapai di tengah curah hujan yang lebih berat dari perkiraan di Kalimantan Timur sehingga stripping ratio mencapai 7,9x tertinggi sejak kuartal I-2016. Dan menyebabkan biaya pemuatan freight on Board (FOB) Vessel meningkat menjadi US$ 34 per ton.

Ariyanto menambahkan jika dibanding kuartal empat 2016 produksi batubara HRUM terbilang sama, bahkan ada rencana perusahaan untuk mempertahankan produksi ini hingga kuartal tiga 2017 mendatang. "Dan saat ini posisi penjualan batubara HRUM 100% ekspor, dengan Korea Selatan 39% dan Malaysia 25% sebagai dua destinasi terbesar," ujar Ariyanto.

Riska memprediksi tahun ini HRUM mampu bertahan ditengah penurunan harga jual batubara. Hal ini disebabkan efisiensi biaya produksi perusahaan, meskipun ada kecenderungan penurunan pendapatan HRUM tahun ini, dilihat dari langkah perseroan terhadap target yang cukup konservatif.

"Dan dalam RUPS kemarin perseroan juga akan memangkas produksi dikisaran 4,5 jut ton - 5 juta ton," ujar Riska kepada KONTAN.

Namun, lanjut Riska jika dilihat dalam jangka panjang HRUM masih memiliki prospek yang bagus mengingat HRUM akan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yang diperkirakan akan mulai pada tahun depan. Menurut Riska Ini salah satu langkah diversifikasi usaha perseroan yang cukup bagus.

Kurniawan juga mengatakan HRUM terus melanjutkan aksi pembelian kembali (buyback) sahamnya. Kemudian sampai kuartal I-2017 HRUM masih belum memiliki pinjaman eksternal, sehingga posisi kas bersih HRUM meningkat menjadi US$ 232,3 juta dibanding kuartal empat 2016 yaitu US$ 231 juta.

Dia menargetkan sepanjang 2017 HRUM akan membukukan pendapatan sebesar US$ 297 juta tumbuh 36,8% dibanding tahun sebelumnya US$ 217 juta. Sedangkan untuk laba bersih ditargetkan tumbuh 169% menjadi US$ 35 juta dari sebelumnya US$ 13 juta.

Ariyanto merekomendasikan neutral dengan target harga Rp 2.300, sementara Kurniawan merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.100 dan Riska merekomendasikan buy dengan target harga Rp 2.660. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×