Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Badai Debbie Yang melanda Queensland, Australia menambah sentimen kenaikan harga batubara. Harga batubara lompat 10% ke level US$ 89 per ton dipicu lantaran terganggunya suplai batubara di Australia.
Haryanto Wijaya, analis RHB Securities Indonesia mengatakan, pemain batubara lokal bakal menikmati sentimen tersebut. Jika lebih spesifik, ia menjagokan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM).
Gangguan itu diprediksi akan berlangsung untuk waktuk yang cukup panjang. Berdasarkan laporan Australian Broadcasting Corporation (ABC, Debbie merusak jalur kereta api yang menjadi penghubung distribusi batubara di Queensland. Butuh waktu setidaknya lima minggu untuk memperbaiki jalur distribusi di Queensland.
Indonesia dan Australia merupakan dua negara eksportir batubara terbesar di dunia. Nah, Indonesia untuk sementara dapat menutup kekurangan ekspor dari Australia akibat badai tersebut. "Sehingga, emiten batubara bisa menikmati harga batubara yang lebih tinggi," tulis Haryanto dalam risetnya, Selasa (4/4).
Ia menjagokan PTBA karena harga saham PTBA sebelumnya terus tertekan, bahkan menjadi laggard di sektor mining. PTBA juga menarik karena diprediksi pendapatannya tahun ini bisa tumbuh 66%.
Semntara, untuk saham dengan valuasi yang lebih murah, ia menjagokan HRUM. Ia merekomendasikan buy HRUM dengan target harga Rp 2.800 per saham.
PTBA juga direkomendasikan buy. Target harganya Rp 17.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News