kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Kinerja Bank Negara Indonesia (BBNI) akan naik di akhir tahun


Senin, 22 Oktober 2018 / 22:11 WIB
Analis: Kinerja Bank Negara Indonesia (BBNI) akan naik di akhir tahun
ILUSTRASI. Nasabah Bertransaksi di Kantor Cabang BNI


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank sudah merilis kinerja pada kuartal III 2018. Salah satunya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang menorehkan kinerja positif pada laporan kuartal III tersebut.

BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp 11,44 triliun pada kuartal III 2018. Laba bersih ini tumbuh 12,6% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 10,16 triliun.Dari sisi intermediasi, sampai kuartal III-2018 BBNI mencatat realisasi pertumbuhan kredit sebesar 15,6% yoy menjadi Rp 487,04 triliun dari kuartal III-2017 sebesar Rp 421,41 triliun.

Kepala Riset Samuel Sekuritas, Andy Ferdinand menyebut hasil kinerja pada kuartal III 2018 memang sesuai ekspektasi perusahaan. Dimana BNI mampu menumbuhkan pendapatan bunga bersih (NII) disertai perbaikan kualitas aset. Ia menilai tidak heran dengan target laba yang ditetapkan BBNI, perusahaan mampu menuai hasil maksimal.

"Melihat kuartal empat dengan tren suku bunga yang naik dan depresiasi rupiah, ini jadi tantangan cukup besar. Karena suku bunga naik maka suku bunga deposito akan naik juga. Hanya saja BNI tidak mudah menaikkan suku bunga kredit yang kemungkinan membuat NIM turun. Jadi, nanti kita lihat langkah apa yang akan dilakukan,” ucapnya kepada Kontan.co.id, Senin (22/10).

Meski menjadi tantangan sekaligus PR bagi BNI agar kinerja terus membaik, Andy bilang secara umum BNI termasuk bank besar yang memiliki rasio keuangan yang cukup kuat. Ditambah dengan valuasi yang masih murah. “Sehingga dapat dikatakan kinerja masih akan positif. Kuartal empat proyeksi laba bersih Rp 15,1 triliun, sementara net interest income Rp 34,6 triliun,” tandasnya.

Pergerakan kredit macet pun diproyeksi Andy masih menurun sekitar 2,1% hingga akhir tahun 2018. Sedangkan kualitas aset BNI, Andy lihat akan cenderung turun pada kuartal empat 2018. Diperkirakan turun 14% karena suku bunga yang naik. 

Hanya saja, Andy bilang penurunan ini tidak akan berdampak buruk bagi kinerja BNI. Andy pun merekomendasikan untuk membeli saham dengan harga Rp 9.050 per saham. 

Berbeda dengan Andy, Analis Mirae Asset Manajemen, Taye Shim malah melihat kualitas aset pada kuartal empat 2018 akan stabil. Ia menilai ada upaya manajemen BNI untuk menjaga kualitas aset dengan rasio kredit macet yang turun 2% pada kuartal ketiga 2018 dan penjaminan kredit yang selektif dengan manajemen resiko kredit yang kuat.

Tak hanya kualitas aset yang stabil akhir tahun 2018, Taye juga percaya pertumbuhan kredit pada kuartal III mampu mempertahankan kinerja industri ini tumbuh dibanding perbankan lain. Apalagi jika disokong pinjaman perusahaan infrastruktur dan pembayaran gaji pegawai. 

“Kami percaya dengan pertumbuhan kredit dari pinjaman infrastruktur sebesar Rp 12,3 triliun di kuartal III, tingkat pertumbuhan kredit di kalangan remaja yang tinggi harus dipertahankan sampai akhir 2018,” katanya.

Dengan begitu, Taye memperkirakan laba bersih BNI hingga akhir tahun 2018 mampu mencapai Rp 15,5 triliun. Naiknya pertumbuhan laba diperkirakan adanya permintaan pinjaman yang kuat dari perusahaan infrastruktur dan konsumsi kredit milenial. Ia pun merekomendasikan untuk membeli saham dengan harga Rp 9.470 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×