Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Yudho Winarto
Proyeksinya, pendapatan masih akan tumbuh, tetapi terbatas di kisaran 3% YoY.
Dalam riset Ajaib tertanggal 3 Februari 2025, pendapatan ISAT pada FY25 diperkirakan naik menjadi Rp 60,1 triliun, dengan kontribusi utama dari layanan seluler yang diproyeksi mencapai Rp 52,1 triliun. Pendapatan diprediksi terus meningkat hingga FY26 ke level Rp 64,4 triliun.
Laba bersih ISAT diperkirakan naik menjadi Rp 5,3 triliun pada FY25, kemudian sedikit menurun ke Rp 5,2 triliun pada FY26.
Konsumsi data menjadi faktor utama pendorong, diperkirakan mencapai 15,3 GB per pengguna per bulan.
Strategi Jangka Panjang
ISAT berkomitmen memperluas jaringan dan infrastruktur, terutama dalam pengembangan 5G.
Perusahaan diperkirakan terus berinvestasi pada pembangunan menara BTS dan akuisisi spektrum untuk menjaga daya saing.
Baca Juga: Indosat (ISAT) Proyeksi Trafik Data Melonjak 14,6% Selama Ramadan 2025
Pasar telekomunikasi Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 5,76%, didorong oleh permintaan data dan pengembangan jaringan 5G.
Dengan tingkat penetrasi ponsel melebihi 125%, kompetisi antar operator tetap ketat. Karena itu, kualitas jaringan dan strategi harga menjadi kunci.
Tantangan lain seperti alokasi spektrum, perubahan regulasi, dan persaingan harga juga tetap harus diantisipasi.
ISAT memiliki strategi untuk meningkatkan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU). Alih-alih terjun ke persaingan harga, ISAT mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) melalui kolaborasi dengan NVIDIA.
Investasi dalam pengembangan layanan GPU berbasis AI ini ditargetkan menghasilkan pendapatan tahunan US$ 30–40 juta dari pelanggan kontrak jangka panjang, terutama dari sektor perbankan, migas, dan maskapai penerbangan.
ISAT juga menargetkan konsolidasi pelanggan pada tahun ini dan menaikkan rasio dividen menjadi 70% dari laba bersih pada 2026, dari sebelumnya hanya 48%.
Dengan fundamental yang solid dan efisiensi operasional, ISAT mendapat rating "buy" dari Panin Sekuritas dengan target harga Rp 2.400 per saham (turun dari Rp 2.750 sebelumnya).
Baca Juga: Indosat (ISAT) dan Indepay Hadirkan Fitur PaybyBank di myIM3 dan bima+
Ajaib memberikan target harga Rp 3.000 per saham, mempertimbangkan perbaikan rasio net gearing dari 1,44x di 2023 menjadi 1,38x di 2024.
Analis IPOT dan Sucor Sekuritas juga memberi rekomendasi "buy", dengan target harga masing-masing Rp 2.200 dan Rp 2.350 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News