kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Analis: Investor tidak khawatir terhadap shutdown pemerintahan AS


Selasa, 23 Januari 2018 / 14:02 WIB
Analis: Investor tidak khawatir terhadap shutdown pemerintahan AS
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis dan Chief Market Strategist FXTM Hussein Sayed mengatakan investor tidak cemas oleh "shutdown" atau tidak berjalannya pemerintahan Amerika Serikat karena tidak tercapai kata kesepakatan terkait anggaran negara AS.

"Walaupun situasi ini menjadi pembahasan besar di media, namun investor sepertinya tidak terlalu khawatir atas dampaknya terhadap investasi," kata Hussein Sayed, Selasa (23/1).

Menurut dia, hal yang terjadi menyiratkan bahwa pasar finansial semakin kebal menghadapi drama politik yang terjadi di negara adidaya di bawah pemerintahan Donald Trump.

Ia memprediksi bahwa drama "shutdown" tersebut akan segera berakhir.

Hal tersebut karena terakhir kali pemerintah AS mengalami "shutdown" pada 2013 selama 16 hari, ekonomi AS harus kehilangan 24 miliar dollar AS.

Di tempat terpisah, Bank Indonesia meyakini berhenti beroperasinya sebagian layanan publik di Amerika Serikat (AS) alias "shutdown", imbas belum disepakatinya anggaran pemerintah oleh Senat, hanya berdampak kecil dan sementara ke Indonesia.

Gubernur BI Agus Martowardojo di Kementerian Keuangan mengatakan, setelah "shutdown", tidak semua layanan dari pemerintah AS berhenti beroperasi. Pemerintah dan Senat AS juga tidak akan membiarkan "shutdown" tersebut terjadi lama.

Sementara itu, ekonom senior Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra, menilai dampak dari penghentian sementara atau "shutdown" operasional pemerintahan di Amerika Serikat tidak terlalu besar bagi Indonesia.

Ia menjelaskan berhentinya kegiatan pemerintah AS tersebut bukan kali pertama terjadi. Pemerintah AS pernah mengalami "shutdown" pada 1-16 Oktober 2013.

Sedangkan Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa "shutdown" atau penghentian sementara operasional pemerintahan di Amerika Serikat tidak berdampak negatif pada industri pasar modal domestik.

"Itu bukan sesuatu yang baru, AS pernah mengalami 'shutdown' pada 2013 lalu, dan IHSG tetap mencatatkan kenaikan," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Senin (22/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×