Sumber: CNBC | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas secara tidak langsung tersulut penghentian pemerintah Amerika Serikat (AS). Senin (22/1) pukul 7.41 WIB, harga emas untuk pengiriman Februari 2018 di Commodity Exchange menguat lagi ke US$ 1.333,70 per ons troi.
Harga emas menguat 0,07% dari posisi penutupan akhir pekan lalu. Harga emas sudah naik sejak Jumat karena kekhawatiran penghentian pemerintah AS akibat anggaran jangka pendek yang belum deal. Dalam dua hari perdagangan, harga emas menguat 0,45%.
Penguatan harga emas yang terjadi belakangan disebabkan oleh nilai tukar dollar AS yang melemah akibat kekhawatiran shutdown. Pagi ini, nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama dunia yang tercermin pada indeks dollar, berada di 90,51.
Indeks dollar terus bergerak di kisaran 90 sejak pekan lalu. "Harga emas akan tergantung arah dollar AS. Dan kami memperkirakan dollar AS akan rebound karena kenaikan suku bunga, jadi harga emas akan sedikit tergerus," kata Carsten Fritsch, analis Commerzbank kepada CNBC.
Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan tiga kali tahun ini. Gubernur Fed Cleveland Loretta Mester justru mengemukakan bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga antara tiga hingga empat kali di tahun ini dan tahun depan.
Mark To, head of research Wing Fung Financial Group mengatakan, harga emas sudah terlalu tinggi karena pelemahan dollar kemungkinan segera berakhir. "Fundamental emas masih sama dengan kisaran perdagangan antara US$ 1.200 hingga US$ 1.400, tanpa perubahan besar pada tensi politik global dan outlook kenaikan suku bunga," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News