Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
"Bisa tunggu di level 750 hingga 765 jika masih bisa turun. Target harga di 900. Support di 745 hingga 750," katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/9). Adapun Sukarno juga berpendapat, pelaku pasar perlu terlebih dahulu melihat dampak insentif PPN impor kertas itu terhadap pendapatan dan kinerja emiten media.
Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan Kamis (17/9), saham MNCN berada di harga Rp 785. Sementara untuk TMPO berada di harga Rp 129. Untuk ABBA, mentok di level gocap atau Rp 50.
Baca Juga: IHSG diprediksi menguat terbatas pada Jumat (18/9), terdorong sentimen positif global
Lebih lanjut Sukarno melihat, insentif ini tidak berdampak signifikan terhadap industri kertas di dalam negeri. Walaupun tidak dipungkiri, insentif tersebut berpotensi menambah pesaing bagi emiten kertas di pasar dalam negeri.
Akan tetapi menurutnya, untuk emiten-emiten kertas besar seperti PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), kebijakan tersebut tidak akan berpengaruh.
"Produk-produk INKP maupun TKIM tidak akan kalah dengan produk impor. Pihaknya pasti menjaga konsumen supaya tetap terjaga," imbuhnya lagi.
Untuk saham INKP, Sukarno menyarankan investor memperhatikan level 8.400. Jika berhasil bertahan, investor bisa trading buy dengan target harga 9.775. Sementara untuk TKIM, investor perlu perhatikan di level 6.150. Jika berhasil bertahan, investor bisa trading buy dan target harga 7.075.
Jika keduanya breakdown support, investor bisa tunggu dahulu sampai sinyal beli mulai muncul. Sinyal ini terlihat jika harga saham turun di atas 5% di bawah skenario tadi. Adapun Okie cenderung merekomendasikan buy INKP dengan target harga 12.500 dan TKIM dengan target harga 7.025. Asal tahu saja, hingga penutupan perdagangan hari ini, Kamis (17/9), saham TKIM berada di 6250 dan saham INKP berada di 8.800.
Selanjutnya: Meski ada pandemi, outlook Indonesia ke depan diperkirakan akan terus membaik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News